Bupati Puncak Jaya Sebut OPM di Yambi Punya 30 Senjata Api

Pendekatan ke kelompok OPM yang masih berseberangan dengan pemerintah harus dilakukan dengan sistematis.

oleh Katharina Janur diperbarui 26 Jan 2016, 18:21 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2016, 18:21 WIB
OPM
10 Anggota OPM di Puncak Jaya saat berada di Polda Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jayapura - Bupati Kabupaten Puncak Jaya, Henock Ibo meminta aparat TNI dan Polri menangkap kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Yambi. Saat ini kelompok ini memiliki 30 senjata api.

"Pendekatan kelompok ini agak sulit, masih terbilang keras. Walaupun kami masih melakukan pendekatan lewat kemanusiaan. Kelompok ini juga masih berpindah tempat. Silakan TNI/Polri tangani kelompok ini," ucap Henock di Polda Papua, Kota Jayapura, Selasa (26/1/2016).

Menurut Henock, ada dugaan kelompok OPM Yambi akan merebut kekuasaan di Tingginambut. Terutama setelah mereka mengetahui kelompok Teranus Enumbi menyerahkan diri ke pemerintah.

Sementara itu Teranus mengakui kelompok Yambi siap melakukan perlawanan terhadap aparat ataupun kelompok Tingginambut untuk perebutan wilayah kekuasaan. Ini yang menyebabkan ia dan pengikutnya tak menyerahkan senjata api yang dimilikinya.

"Kami masih simpan senjata itu di rumah kami. Senjata ini untuk berjaga-jaga, jika kelompok Yambi melakukan perlawanan. Saya pun telah memberitahukan kepada aparat keamanan yang berjaga di pos Tingginambut untuk waspada, jika sewaktu-waktu ada penyerangan dari kelompok Yambi," beber Teranus.

Sejumlah foto DPO kelompok OPM di Puncak Jaya yang diumumkan oleh Polda Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Di tempat yang sama, Wakapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Rodja mengakui pendekatan ke kelompok yang masih berseberangan dengan pemerintah harus dilakukan dengan sistematis. Sebab, apa pun alasannya kelompok berseberangan ini harus dirangkul untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

"Ada anggapan dari kelompok ini (OPM) bahwa jika mereka menyerahkan diri dan bergabung dengan pemerintah, maka mereka akan disakiti, ditembak bahkan disakiti. Tetapi pada dasarnya kan semua itu tak terbukti," papar Rodja.

"Kami justru memberikan mereka rumah dan pekerjaan, agar mereka dapat berkumpul kembali kepada keluarga dan masyarakat untuk membangun daerahnya," sambung dia.

Rodja pun berharap dengan bergabungnya kembali kelompok yang berseberangan ini dapat menekan angka kekerasan di Papua dan tak lagi ada pertumpahan darah di Bumi Cenderawasih.

"Harapan semua pihak bahwa Papua menjadi tanah damai dan ini harus diwujudkan. Lalu untuk status daftar pencarian orang (DPO) dari para anggota kelompok yang hari ini menyerahkan diri akan dibicarakan lebih lanjut," tutup Rodja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya