Gunung Soputan Meletus, Pos Siaga Didirikan

Posko siaga dididirikan di beberapa kecamatan terimbas debu vulkanik Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Feb 2016, 03:48 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2016, 03:48 WIB
20160109-Gunung-Soputan-AFP
Gunung Soputan memuntahkan abu ke udara selama letusan dilihat dari desa Silian, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (5/1/2016). (ADI DWI SATRYA/AFP)

Liputan6.com, Ratahan, Minahasa Tenggara - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara mulai mendirikan posko siaga di beberapa kecamatan yang terkena debu vulkanik letusan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.

"Sesuai kondisi yang terjadi saat ini, maka kami sudah mendirikan 2 posko siaga bencana (letusan Gunung Soputan) yakni di Kecamatan Pasan dan Kecamatan Belang," ucap Kepala BPBD Kabupaten Minahasa Tenggara Joppie Mokodaser di Ratahan, seperti dikutip dari Antara, Minggu (7/2/2016).

Joppie menyebut sampai saat ini 5 kecamatan mengalami hujan abu vulkanik setelah letusan Gunung Soputan yang terjadi pada Sabtu 6 Februari 2016 sore sekitar pukul 17.00 Wita.

"Pertama yang terdampak memang baru di Kecamatan Pasan, Tombatu Timur, dan Kecamatan Belang, tapi sekarang sudah sampai Kecamatan Ratahan, dan Kecamatan Ratatotok," beber dia.

Joppie menambahkan, tinggi letusan awan panas Gunung Soputan berdasarkan informasi yang diterimanya dari pos pemantau mencapai 3.800 meter mengarah ke arah timur tenggara gunung.

Joppie mengatakan pula, BPBD setempat sudah membagikan lebih dari 2.000 masker kepada warga yang terdampak letusan Gunung Soputan.

"Kami bersama dinas kesahatan sudah turun di daerah-daerah yang terkena dampak abu vulkanik untuk membagi-bagikan masker, serta meminta warga tak beraktivitas di luar rumah," ujar dia.

Selain itu sesuai perintah Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap, menurut Joppie, BPBD Minahasa Tenggara langsung melaporkan kejadian tersebut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BPBD Sulut, dan intansi teknis di Pemkab Minahasa Tenggara.

"Kita langsung berkoordinasi dengan BNPN, BPBD Sulut dan mereka langsung bergerak untuk menuju lokasi," kata dia.

Larangan Radius 6,5 KM

Kepala BPBD Minahasa Tenggara Joppie Mokodaser mengungkapkan, saat ini warga diminta tidak beraktivitas di sekitar Gunung Soputan dalam radius 6,5 kilometer.

"Sesuai koordinasi dengan petugas Pos Pemantau Gunung Soputan, warga dilarang mendekati gunung dengan radius 6,5 kilometer," ucap dia di Ratahan seperti dikutip Antara, Sabtu malam 6 Februari 2016.

Ia mengatakan, saat ini jalur pendakian ke arah Gunung Soputan melalui Kecamatan Silian juga telah ditutup setelah letusan yang terjadi Sabtu sore tadi sekitar pukul 17.00 Wita.

"Pos pengamanan ke arah Gunung Soputan juga sudah kita aktifkan kembali untuk mencegah adanya pendaki ke arah gunung," ujar dia.

Selain itu, menurut Joppie, ia telah meminta pemerintah kecamatan yang berada di sekitar Gunung Soputan agar menyosialisasikan kepada warga tak mendekati gunung.

"Kami mintakan juga kerja sama dari pemerintah kecamatan dan pemerintah desa untuk menyampaikan ke masyarakat agar tak melaksanakan aktivitas di sekitar Gunung karena masih berstatus Siaga," papar dia.

Joppie menambahkan, langkah tersebut diambil karena sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan jarak luncuran lava dari arah puncak gunung. "Karena secara visual puncak Gunung Soputan tak terlihat akibat tertutup awan dan kabut."

Joppie melanjutkan, berdasarkan laporan yang diterimanya letusan awan panas yang dikeluarkan Gunung Soputan mencapai setinggi 3.800 meter dan mengarah ke timur tenggara.

"Kalau tinggi abunya sampai 3.800 meter, dan abu vulkaniknya mulai turun di 5 kecamatan yang ada di Minahasa Tenggara," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya