Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar dari 2 kubu berbeda, Agung Laksono dan Aburizal Bakrie, sepakat untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) dan memilih ketua umum yang baru. Agung Laksono mengatakan, saat ini sudah ada beberapa nama yang akan maju menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar.
"Calonnya banyak, saya belum bisa menyebutkan. Tapi calonnya itu generasi di bawah kami (Agung dan Ical)," ungkap Agung Laksono kepada Liputan6.com di acara HUT ke-56 MKGR, Wisma Serbaguna Gelora Senayan, Jakarta, Minggu (7/2/2016).
Baca Juga
Agung mengatakan, calon ketua umum (caketum) tersebut adalah mereka yang menjadi pengurus Partai Golkar paling tidak 5 tahun. "Syaratnya caketum harus 5 tahun pernah jadi pengurus DPP serta memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas dan tak tercela," ucap Agung.
Advertisement
Tak hanya itu yang akan dipertimbangkan, tetapi juga harus bersumber dari ormas-ormas seperti MKGR dan SOKSI. Agung juga mengatakan mengutamakan gagasan atau ide-ide cemerlang dari para caketum dan mencegah jangan sampai ada jual beli suara.
Baca Juga
"Yang lebih ditonjolkan konsepnya bukan transaksi politiknya, bukan money politic-nya, tapi lebih mewujudkan the party of ideas, gagasan-gagasan apa yang terbaik. Misalnya bagaimana terhadap UUD 1945 kita ini, bagaimana dengan keberadaan DPR, DPD, ini semua dibahas termasuk upaya-upaya mencegah radikalisme dan sebagainya," ujar dia.
Pencalonan Ade Komaruddin
Sebelumnya, salah seorang kader Golkar mengatakan jika Ketua DPR Ade Komaruddin atau Akom ingin maju menjadi caketum Golkar, ia harus mengundurkan diri dari jabatannya. Agung mengatakan itu pendapat yang baik dan hak seseorang mengeluarkan pendapatnya.
"Ya itu pendapat yang baik, pendapat sih boleh-boleh saja, tapi kan tidak diatur (dalam) AD/ART. Itu soal pendapat, sifatnya sangat pribadi, tidak bisa itu dijadikan dasar," kata Agung.
Agung juga mengaku mendapat saran dari Presiden ke 3 Indonesia BJ Habibie yang merupakan seniornya dalam dunia politik.
"Beliau (BJ Habibie) mengatakan sebaiknya kepengurusan (Golkar) yang akan datang usianya 40 sampai 60 tahun. Karena kita itu adalah semangat regenerasi bukan secara eksak dituliskan," papar Agung.
"Jadi maksud pesannya, fokus pada jabatan yang sudah ada, tapi larangan (pencalonan caketum Golkar) sih enggak ada. Pesannya kalau sudah jabatan, amanah itu dipegang dengan baik jangan mau semua gitu," Agung menandaskan.