Kemlu Cari Korban Gempa Taiwan Meski Tanpa Hubungan Diplomatik

Gempa besar melanda Taiwan yang meruntuhkan sejumlah gedung besar.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 09 Feb 2016, 13:56 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2016, 13:56 WIB
20160208-Dua Hari Terkubur Puing, Dua Korban Gempa Taiwan Berhasil Diselamatkan-Taiwan
Lee Tsung-tien (42) diangkat dengan menggunakan crane oleh regu penyelamat di apartemen yang ambruk akibat gempa di kota Tainan, Taiwan, Senin (8/2). Dua korban berhasil diselamatkan setelah terperangkap selama lebih dari 50 jam. (AFP PHOTO/Sam Yeh)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa besar melanda Taiwan yang meruntuhkan sejumlah gedung besar. Gempa Taiwan juga menimbulkan kekhawatiran terkait ada atau tidaknya warga negara Indonesia (WNI) yang jadi korban.

Saat ini upaya untuk mencari tahu adanya warga Indonesia yang menjadi korban masih terus dilakukan Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Menurut Direktur Perlidungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Lalu Muhamad Iqbal, pencarian WNI korban gemba mengalami kesulitan karena RI-Taiwan tak punya hubungan diplomatik.

"Ya kalau dibilang sulit, ya sulit," ucap Iqbal di Gedung DPR, Selasa (9/2/2016).

Walau sulit, Iqbal menegaskan hal itu tak mau dijadikan alasan untuk memberikan pelayanan perlindungan terbaik. Sebab, perlindungan terhadap WNI merupakan kewajiban pemerintah yang tak bisa ditawar.

"Tapi itu kewajiban jadi kita tetap melakukan upaya perlindungan itu tetap kita lakukan," ucap dia.

Iqbal mencontohkan, sejak hari pertama bencana, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan sudah melakukan upaya pencarian korban. Hal ini membuktikan peran aktif pemerintah terhadap masalah perlindungan.

"Kita koordinasikan KDEI paling tidak sejak hari pertama KDEI kita sudah kita berikan saran langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Pada hari pertama kita kirim tim penuh yang dipimpin langsung kepala KDEI mereka langsung buat posko di sana kita kirim SOP kita dan mereka lakukan itu," Iqbal menjelaskan.

"Walaupun mereka kantor dagang tapi ada orang yang ditugaskan di Taiwan untuk menangani isu kekonsuleran dan orang itu selalu hadir saat kita lakukan capacity building," Iqbal menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya