Liputan6.com, Jakarta - Ibunda Serma Syaiful Arif Rakhman, teknisi pesawat Super Tucano 3108 yang jatuh di permukiman warga di Malang menangis tersedu sembari mengusap foto sang anak. Dia berusaha tegar dan ikhlas kepergian sang putra.
"Mungkin ini sudah takdirnya dia meninggal saat bertugas sebagai prajurit," kata Adrian di kompleks Taman Makam Pahlawan Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (11/2/2016).
Dia menuturkan, sang putra menghubunginya 5 hari yang lalu melalui telepon. Saat itu, almarhum hanya berbagi kabar dan meminta doa restu. Sejak saat itu, Adrian mengaku ada firasat tak enak.
"Saya makan tak enak, mau apapun terasa tak enak, tapi tak tahu ada apa. Ternyata Arif meninggal dalam tugasnya," ujar Adrian.
Baca Juga
Dia menuturkan, putranya itu anak yang baik. Jika pulang ke Magelang, Jawa Tengah selalu minta ditemani saat tidur. Dia terakhir pulang saat Hari Raya Idul Fitri dan kala sang ayah jatuh sakit.
"Biasanya kalau Lebaran pulang dengan seorang anaknya saja. Tapi Lebaran kemarin istri dan 2 anaknya diajak semua. Saat ayahnya sakit juga pulang sehari ke rumah," ungkap Adrian. Jika pulang ke Magelang, Serma Syaiful juga selalu minta disediakan rambutan kesukaannya.
Serma Syaiful meninggalkan seorang istri, Skandaniati Lee Enfiel dan 2 orang anak yakni Aufrisya Raditya Rahman kelas 4 SD dan Natasha Almyra Rachman yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak.
Serma Syaiful Arif Rakhman, juru mesin udara Super Tucano TT 3108 meninggal dunia saat pesawat itu jatuh di Jalan LA Sucipto Kota Malang. Tubuh Serma Syaiful ditemukan berada dalam kokpit pesawat.