Lulung Enggan ke Kalijodo, Kenapa?

Ketua DPW PPP DKI Jakarta itu lebih memilih bekerja untuk warga Kalijodo, sesuai kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 19 Feb 2016, 14:59 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2016, 14:59 WIB
20160204- Jadi Saksi Kasus UPS, Ahok Ditonton Haji Lulung-Jakarta-Yoppy Renato
Haji Lulung melambaikan tangannya saat menghadiri persidangan kasus UPS di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (4/2/2016). Lulung mengaku senang, Ahok mau hadir memberikan kesaksian untuk terdakwa Alex Usman . (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana mengaku tidak akan datang langsung ke Kalijodo menemui warga. Dia tidak mau kedatangannya itu dinilai miring oleh masyarakat.

"Saya mau datang ke Kalijodo, tapi saya takut nanti diplintir beritanya, ampun gua, nanti saya tugasin yang lain aja," kata Lulung saat menerima perwakilan warga Kalijodo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Sebagai politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang notabene partai Islam, Lulung mengaku berhati-hati dengan isu ini. Dia tidak ingin kedatangannya justru dinilai sebagai pendukung prostitusi.

"Nanti kalau gua dateng dibilang Lulung dukung prostitusi. Wah, kacau gua kan, PPP," jelas dia.

Ketua DPW PPP DKI Jakarta itu lebih memilih bekerja untuk warga Kalijodo, sesuai kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Dia akan berkomunikasi dengan para wali kota hingga gubernur terkait masalah ini.

"Yang penting saya akan berdialog dalam kapasitas sebagai pimpinan, untuk berdialog dengan wali kota," kata Lulung.

Sindiran untuk Ahok

Pada kesempatan yang sama, Lulung kembali melontarkan sindiran kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sindiran itu sebagai buntut rencana penertiban kawasan Kalijodo.

"Saya buka dengan Bismillahirahmanirrahim. Itu (artinya) Maha Besar Allah dengan segala firman-Nya. Nah, ini maha benar Ahok dari kelakukannya, ini kan luar biasa," kata dia.

Lulung merasa prihatin melihat warga Kalijodo yang terus tertekan, akibat rencana penertiban dari Pemprov DKI Jakarta.

"Saya prihatin, rakyat menghadapi penguasa yang tidak peduli kepada rakyatnya dan mengutamakan kegaduhan," kata dia.

Politikus PPP itu menilai Ahok tidak bisa mengelola Jakarta, sehingga menghadapi masalah seperti ini tidak bisa menggunakan cara persuasif, malah menimbulkan kegaduhan di mana-mana.

"Saya ingin panggil wali kota untuk menyamakan persepsi. Jangan membuat kalimat Kalijodo semua prostitusi, itu hanya sebagian kecil. Kami mendukung Ahok dalam menertibkan prostitusi," kata dia.

"Tapi harus dilakukan pendekatan. Kalau Pak Ahok mencintai rakyat jangan sembunyi di balik kekuasaan," imbuh Lulung.

Kawasan Kalijodo yang berada di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara ini rencananya akan dialihfungsikan menjadi kawasan terbuka hijau. Kawasan hiburan malam yang disebut-sebut sudah ada sejak abad 18 ini diduga kerap dimanfaatkan sebagai tempat prostitusi dan perjudian.

Kalijodo menjadi sorotan Pemprov DKI menyusul terjadinya kecelakaan Fortuner maut yang menewaskan 4 orang. Sang pengemudi mobil diduga mabuk usai mengunjungi Kalijodo.

Kini, warga Kalijodo pun menolak rencana Pemprov DKI. Mereka mendatangi DPRD DKI untuk mengadukan nasib mereka. Jika pemerintah tetap akan membongkar kawasan tersebut, warga meminta ganti rugi tanah dan bangunan yang selama ini mereka tempati.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya