Jika Pilpres 2019 Kalah Lagi, Golkar Disarankan Jadi Ormas

Mantan Wakil Ketua MPR ini menyarankan agar di masa depan Golkar membuat terobosan baru dalam mencari calon presiden.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 21 Feb 2016, 13:12 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2016, 13:12 WIB
Hajriyanto Y Thohari
Hajriyanto Y Thohari (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar telah 3 kali takluk dalam pemilihan presiden (pilpres), yakni pada Pilpres 2004, 2009, dan 2014. Politisi senior Golkar Hajriyanto Y Tohari mengatakan Pilpres 2019 merupakan kesempatan terakhir bagi partai tersebut membuktikan kehandalannya.

"Golkar mestinya tidak mengulangi, 3 kali pilpres kalah terus, masa pilpres keempat kalah lagi, ya jadi ormas saja," kata Hajriyanto dalam diskusi bertajuk 'Mau ke Mana Golkar?' di Jakarta, Minggu (21/2/2016).

Mantan Wakil Ketua MPR ini menyarankan agar di masa depan Golkar membuat terobosan baru dalam mencari calon presiden. Untuk itu dia meminta dicoba sistem konvensi. Sistem itu dianggap dapat memperkecil gesekan dalam memperebutkan jabatan kursi ketua umum.

"Sebagai ketua umum, dia berhak jadi capres atau cawapres, tapi belum tentu laku. Maka ada pilihan, mungkin perlu didiskusikan, undang pakar dan pengamat, sistem konvensi," terang Hajriyanto.‎

Dia juga menilai penyelenggaraan Musyawarah Nasional (munas) Golkar tidak akan sesuai jadwal. Sebab, belum ada pembentukan panitia munas hingga saat ini.

"Jika diasumsikan munas Maret, ini sudah 21 Februari, mustahil dapat diselesaikan dalam waktu satu bulan," tandas Hajriyanto.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya