Kulit Kabel Penuhi Saluran Air, Kontraktor Akan Diperiksa

Informasi awal yang diperoleh kepolisian, pada 2009 dan 2014 silam ada pengerjaan proyek infrastruktur di lokasi ditemukannya kulit kabel.

oleh Audrey Santoso diperbarui 02 Mar 2016, 14:17 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2016, 14:17 WIB
20160229-Ini Biang Keladi Banjir di Jakarta-Jakarta
Petugas kebersihan mengumpulkan bungkusan kabel yang menyumbat saluran air di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/2). Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan adanya dugaan sabotase banjir akibat limbah kulit kabel itu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya membentuk tim khusus yang diawaki para penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya. Mereka akan mengusut laporan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentang temuan kulit kabel listrik yang menutupi saluran drainase.

Akibat sampah yang menggunung ini, menyebabkan banjir di depan Istana Merdeka. Ahok menuding ada sabotase atau kesengajaan dari pihak-pihak tertentu.

"Kita sedang membentuk tim dari Ditkrimsus Polda Metro bersama dengan dari Sudin (Suku Dinas) Tata Air, PLN untuk melihat apakah ini (kulit kabel listrik di gorong-gorong) barang lama atau barang baru," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/3/2016).

Menurut dia, informasi awal yang diperoleh kepolisian, pada 2009 dan 2014 silam ada pengerjaan proyek infrastruktur di lokasi ditemukannya kulit kabel listrik. Yaitu Jalan Medan Merdeka Selatan. Dari situ polisi akan memeriksa pihak kontraktor seputar penyebab kulit kabel listrik tertinggal.

"Info sementara kami mengatakan itu barang lama. Pernah ada tahun 2009 atau 2014, ada yang melakukan pembangunan di sana kemudian kemungkinan kabel itu kelupasan kulitnya ini enggak terangkat. Kalau enggak terangkat kenapa? Kita akan cek sampai ke kontraktornya," terang Tito.

Dari hasil pemeriksaan itu, polisi berharap dapat menemukan fakta kulit kabel listrik tersebut sudah lama di dalam saluran air atau baru diletakkan, "Intinya kita harus jawab ini sebetulnya barang baru atau barang lama. Kalau barang lama, kenapa nggak diangkat? Kalau barang baru, untuk apa maksudnya?"

Gubernur Ahok menerangkan, sedari 2014 hal serupa pernah ditemukan pihaknya. Namun ia tak mengira masalah tersebut berpotensi menimbulkan masalah seserius banjir atau genangan, "Karena 2014 kita udah pernah ketemu, waktu itu kita pikir ya mungkin bukan sesuatu yang pentinglah."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya