Korban Hilang KMP Rafelia 2 Jadi 5 Orang

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyebut simpang siurnya data korban KMP Refalia 2 mengindikasikan ada pelanggaran yang dibiarkan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Mar 2016, 12:21 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2016, 12:21 WIB
Ngeri, Ini Video Detik-detik Tenggelamnya KMP Rafelia 2
Inilah video yang memperlihatkan detik-detik tenggelamnya kapal LCT Rafelia 2 yang tenggelam di Selat Bali pukul 13.00 WIB.

Liputan6.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan jumlah penumpang KMP Rafelia 2 yang hilang sekarang berjumlah 5 orang. Selain nakhoda, mualim I, seorang ibu beserta bayinya, terdapat seorang sopir truk yang belum ditemukan.

Total seluruh penumpang KMP Rafelia 2 menurut Posko Penyelamatan KMP Rafelia 2 adalah 81 orang.

"Setelah rakor, ternyata ada laporan masuk dari penumpang lain yang menyatakan sopir salah satu truk yang sekapal dalam pelayaran tadi ternyata belum diketahui kabarnya," ujar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (5/3/2016).

Validitas data penumpang itu menjadi sorotan utama Anas. Menurut dia, simpang siurnya kepastian jumlah korban secara implisit membuktikan ada aturan yang dilanggar.  

Berdasarkan penelusuran, data jumlah penumpang yang menjadi korban yang dimiliki Syahbandar Gilimanuk dengan hasil pendataan Posko Korban KMP Rafelia 2 berbeda.


"Simpang siurnya kepastian jumlah korban implisit membuktikan aturan tentang tonase indikasi dilanggar. Untuk itu, kami minta aturan semacam ini lebih diperketat," ujar Anas.

Ia mengatakan penegakkan aturan bukan sebatas maksimum kapasitas di pelabuhan, tetapi juga penimbangan di jembatan timbang. Ia menyebut penilangan tidak cukup untuk menegur para pelanggar.

"Jangan sekedar ditilang, namun beri sanksi lain yang lebih tegas," ucap Anas.

Ia juga meminta agar Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera turun ke Banyuwangi untuk menemukan penyebab tenggelamnya KMP Rafelia 2 di perairan Selat Bali.
 
Kehadiran KNKT, lanjut dia, sangat mendesak lantaran semua calon penumpang pengguna transportasi laut membutuhkan kepastian keselamatannya. Apalagi, jalur Ketapang - Gilimanuk dan sebaliknya tergolong rute pelayaran padat.

"Rekomendasi KNKT ini sangat penting dan mendesak. Semua calon penumpang pasti ingin tahu penyebab kapal tenggelam ini, apalagi kita tahu arus Selat Bali ini tergolong kuat. Pasti mereka butuh kepastian akan keselamatannya," jelas Anas.

Sementara itu, GM ASDP Ketapang Banyuwangi, M Yusuf Hadi mengatakan penyebab tenggelamnya kapal memang belum diketahui dengan pasti. Dugaan yang beredar, kapal milik perusahaan pelayaran PT Darma Bahari Utama ini tenggelam akibat mengalami kebocoran.

"Kami belum bisa mengetahui apa penyebab pastinya. Masih butuh investigasi lebih lanjut dari pihak yang lebih berwenang, semisal KNKT," ucap Yusuf.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya