3 Penipu Catut Nama Mensesneg Dibekuk, Begini Modusnya

Para tersangka membuat KTP palsu dengan nama mirip para pejabat.

oleh Audrey Santoso diperbarui 08 Mar 2016, 17:52 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 17:52 WIB
20160130-Krishna Murti Ungkap Status Jessica dalam Kasus Kopi Beracun
Direskrimum, Kombes Pol Krishna Murti saat memberikan keterangan pers di Polda Metro Jaya, Jakrta, Sabtu, (30/1). Ia menyatakan bahwa Jessica ditetapkan sebagai tersangka kasus kopi beracun. (Liputan6.com/ Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap 3 orang yang diduga menipu dan mengatasnamakan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Ketiganya punya peran masing-masing. Begini modus penipuan yang dilakoni para tersangka.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, penangkapan dilakukan Sub Direktorat IV pimpinan Komisaris Jerry, di beberapa lokasi terpisah.

Ketiga tersangka itu adalah Ic (45). Dia ditangkap Minggu 28 Februari 2016 sekitar pukul 19.30 WIB, di Pulogadung. Sur (50) ditangkap di Jalan Mengkudum Jakarta Utara sekitar puukul 01.30 WIB, dan Der (34).  

"Mereka mencari biodata pejabat era Kabinet Bersatu Jilid 2 dan menghubungi calon korban untuk ditawarkan menjadi komisaris BUMN," kata Krishna, di Jakarta, Selasa (8/3/2016).

Rupanya, salah satu tersangka berpura-pura menjadi pejabat Istana. Tidak hanya Mensesneg Pratikno, tersangka juga berpura-pura menjadi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan juga Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

"Untuk menipu calon korban, potensial calon, korban yang ingin ditipu adalah pejabat yang sudah mengalami masa pensiun dan mau pensiun," kata Krishna.

Tersangka dalam beraksi terhitung cukup rapih. Mereka menyiapkan KTP palsu untuk digunakan membuat rekening bank dengan nama-nama mirip para pejabat yang dicaplok, seperti Ris Soemarmo, Ignan Sonan.

Rekening tersebut lalu digunakan tersangka untuk menampung hasil penipuan dari para korbannya.

Polisi menyita beberapa barang bukti, seperti beberapa unit telepon genggam, 1 buku daftar noor telepon pejabat/TNI, ATM, 2 buku agenda yang berisi alamat para pengusaha, perusahan, dan pejabat negara TNI/Polri.

Waspada Penipuan

Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Kementerian Sekretaris Negara Bey Machmudin menegaskan modus tersebut merupakan bentuk penipuan. Ia menyampaikan, Menteri Sekretaris Negara dan seluruh jajarannya tidak pernah menawarkan jabatan atau penawaran apapun di luar ketentuan perundang-undangan.

"Masyarakat harap berhati-hati dan selalu melakukan pengecekan ulang bila mengetahui ada tawaran jabatan, apalagi yang menuntut pemberian imbalan," ujar Bey melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa, (8/3/2016).

Selain mencatut nama Mensesneg, modus penipuan juga dilakukan oleh sejumlah pihak yang mengatasnamakan Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Menurut Bey, pihak Istana melalui staf khusus presiden tidak pernah menawarkan jabatan di luar perintah presiden, terlebih dengan iming-iming sejumlah imbalan.

Bey menjelaskan, hingga saat ini Presiden Jokowi hanya mempunyai 4 Staf Khusus, yakni Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, Lenis Kogoya, dan Johan Budi Sapto Pribowo. Ia pun meminta agar masyarakat melapor kepada Kemensesneg bila ada pihak yang mengaku-ngaku sebagai staf khusus presiden di luar 4 nama tersebut.

"Jika ada oknum yang mengaku-ngaku sebagai Staf Khusus Presiden selain 4 pejabat tersebut, kami mohon bantuan masyarakat untuk melaporkannya kepada pihak berwajib," kata Bey.


*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di tautan ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya