Duka Polisi; Mutilasi Anak, Tembak Istri hingga Bunuh Diri

Kabar duka terus menyelimuti korps Bhayangkara. Ini lantaran aksi anggotanya yang mutilasi anak, tembak istri, hingga bunuh diri.

oleh Muhammad Ali diperbarui 12 Mar 2016, 20:15 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2016, 20:15 WIB
Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus kekerasan yang diduga dilakukan oleh anggaota polisi kembali terjadi. Seorang polisi di Bekasi, Jawa Barat, tega menembak mati istrinya sebelum sang pengayom masyarakat itu bunuh diri.

Kejadian ini membuat masyarakat mengelus dada. Belum hilang ingatan masyarakat saat polisi menghabisi kedua anak balitanya di Melawi, Kalimantan Barat, dengan cara yang sangat sadis.

Adalah Petrus Bakus tega membunuh 2 anak kandungnya, F dan A yang berusia 5 dan 3 tahun. Selain itu, polisi berpangkat brigadir itu juga memutilasi kaki-tangan si kecil. 

"Iya benar. Tapi saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut," ujar Kapolres Melawi AKBP Cornelis Mangarahon Simanjutak ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat 26 Februari 2016.

Usai menghabisi 2 buah hatinya, dia menghampiri sang istri, Windri sembari membawa parang. Saat itu, dia menggambarkan sikap anak-anaknya kepada istrinya saat dibunuh.

"Mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah," ujar Bakus kepada istrinya usai membunuh anaknya, F dan A.

Bahkan, Bakus juga ingin membunuh istrinya. Namun sang istri berhasil menyelamatkan diri dari maut setelah kabur saat sang suami memintanya mengambilkan air minum.

Pengakuan Mutilasi

Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, polisi pemutilasi itu menjalani pemeriksaan di Mapolda Kalimantan Barat. Dari hasil pemeriksaan, polisi mengungkap pengakuan Bakus terkait aksi sadisnya itu.

"Dia menganggap apa yang dilakukannya itu perintah dari Tuhan. Dia mendapat bisikan untuk melakukan itu semua. Jadi dia merasa sadar dan tidak menyesal. Anaknya pun ikhlas katanya. Tersenyum saat dibunuh dan dia tenang," kata Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto di Pontianak, Jumat 26 Februari 2016.

Pelaku, lanjut Arief, menjawab pertanyaan dari tim penyidik dengan tenang. "Merasa anaknya sudah dikirim ke surga." .

Selain itu, polisi pemutilasi tersebut diduga mengidap schizophrenia. Jenis penyakit ini merupakan penyakit otak kronik, berbahaya dan ketidakmampuan otak dalam bekerja dengan baik.

Kepada sang istri, pelaku mengaku sering mendapat bisikan makhluk halus. Berdasarkan keterangan istri, pelaku dalam seminggu terakhir ini kerap marah-marah sendiri di dalam rumah.

"Di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita sering mendapat bisikan," kata Arief.

Gejala skizofrenia tersebut rupanya sudah diidap Bakus sejak berusia 4 tahun. "Pada saat kecil umur 4 tahun, sering mengalami kejadian serupa dan badan terasa kedinginan," ujar Arief.

Tembak Istri

Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Belum genap sebulan, kejadian tragis kembali dialami keluarga polisi. Anggota Korps Brimob Polri berinisial ARS (28) menembak mati istrinya, AN.

Kejadian itu berlangsung di rumah mereka RT 02 RW 02, Kampung Tower, Desa Hegarmukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (12/3/2016) pukul 02.00 WIB.

"Jadi tadi subuh, sekitar pukul 2 atau 3 telah terjadi diduga penembakan. Korbannya seorang istri, pelakunya berinisial A. Anggota Brimob," ujar Kapolres Kabupaten Bekasi Kombes Awal Chairuddin ketika dihubungi Liputan6.com, Sabtu (12/3/2016).

Awal menjelaskan, polisi muda berpangkat brigadir itu kemudian diduga menembak dirinya sendiri setelah mengetahui sang istri tewas. ARS saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati Jakarta Timur lantaran mengalami kondisi kritis. Jasad istrinya turut berada di RS Polri untuk dioutopsi.

Kasubbag Humas Polres Kabupaten Bekasi Ajun Komisaris Makmur, mengungkapkan ARS  menembakkan peluru panas ke arah bagian kening istrinya. Setelah itu, sang suami juga menembak diri sendiri di bagian rahang kanan.

"Latar belakangnya apa, kami belum sejauh itu. Belum tahu karena diduga pelakunya kan masih tak memungkinkan diperiksa," ucap Makmur ketika dihubungi Liputan6.com, Sabtu (12/3/2016).

Makmur menerangkan peristiwa itu terjadi di kediaman mertua Brigadir ARS dan menurut keterangan mertua yang juga orangtua korban AN, tak ada keributan antara pasangan suami istri ini malam tadi.

Tiba-tiba, ia dikejutkan dengan suara letusan sebanyak 2 kali. Saat mencari sumber suara, orangtua AN melihat anaknya tergeletak di sebelah kasur matras dengan keadaan tak bernyawa.

"Keterangan mertua, tidak ada ribut-ribut tiba-tiba ada suara tembakan. Saat ke sumber suara, ia melihat anaknya tergeletak di sebelah kasur lantai," ujar Makmur.

Bunuh Diri

Kabar duka lainnya juga datang dari Mamuju, Sulawesi Barat. Brigadir Polisi Dua (Bripda) Ricky Ricardo tewas bunuh diri usai menembakkan kepalanya sendiri di depan rumah adat, pada Rabu 2 Desember 2105.

Anggota Satuan Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Mamuju itu diduga bunuh diri akibat ada perselisihan dengan pacarnya yang juga anggota Polri. Kekasihnya yang bertugas di Polsek Kalukku, Polres Mamuju, itu bernama Brigadir Polisi Dua (Bripda) Fitria.

Kapolres Mamuju, AKBP Eko Wagiyanto, dikonfirmasi via telepon membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan nyawa Bripda Ricky tak tertolong setelah ia dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

"Jadi, usai kejadian korban dilarikan ke UGD RS Mitra Manakarra Kabupaten Mamuju dalam keadaan kritis. Setelah itu dirujuk ke RS Bhayangkara Makassar. Tapi dalam perjalanan, tepatnya di Kabupaten Polman, korban meninggal dunia," ucap Eko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya