Granat Aktif Terlilit di Kaki Jenazah Terduga Teroris Poso

Selain menemukan granat aktif, tim Satgas juga mendapati berbagai alat perang yang digunakan kelompok teroris Poso tersebut.

oleh Dio Pratama diperbarui 15 Mar 2016, 22:24 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 22:24 WIB
Teroris Poso
Ambulans yang mengangkut 2 jenazah terduga teroris Poso tiba di RS Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah. (Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Palu - Salah satu terduga teroris Poso pimpinan Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala di Desa Talabosa, Kecamatan Lore Piore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), ternyata menyimpan bahan peledak aktif.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriady mengungkapkan, bahan peledak jenis granat organik aktif itu ditemukan saat Satgas yang terdiri dari TNI dan Polri hendak mengevakuasi jenazah terduga teroris dari tempat kejadian perkara atau TKP usai baku tembak pada Selasa pagi tadi sekitar pukul 08.30 Wita.

"Granat itu sepertinya sengaja dililit di kaki satu anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tewas, sehingga satgas yang ingin mengevakuasi ekstra hati-hati karena granat tersebut aktif," ucap Rudy di Palu, Selasa (15/3/2016) malam.

Menurut Rudy, selain menemukan granat aktif, tim Satgas juga mendapati berbagai alat perang yang digunakan kelompok teroris Poso tersebut. Di antaranya, belasan pucuk senjata api organik jenis laras panjang, 3 tas ransel, 5 karung besar, dan ratusan amunisi aktif.

Saat ini sejumlah barang bukti terduga teroris Poso tersebut telah diamankan di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng. Sementara dua jenazah terduga teroris itu telah disemayamkan di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, guna proses identifikasi.

Sebelumnya, ambulans pengangkut 2 jenazah terduga teroris Poso atau anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu tiba di RS Bhayangkara di Palu, Selasa sore tadi sekitar pukul 17.30 Wita. Kedua jenazah itu dibawa dari TKP baku tembak di Desa Talabosa, Kecamatan Lore Piore, Kabupaten Poso.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriady mengatakan, kedua jenazah untuk sementara disemayamkan di kamar jenazah RS tersebut. Terutama untuk memudahkan identifikasi terhadap kedua jasad terduga teroris tersebut.

"Kami pasti menginformasikan lagi jika ke dua jenazah sudah teridentifikasi," kata Rudy kepada Liputan6.com di Palu, Selasa ini.

Dua jenazah diduga anak buah Santoso alias Abu Wardah itu tewas dalam baku tembak dengan tim gabungan TNI dan Polri di Desa Talabosa, Kecamatan Lore Piore, Selasa pagi tadi sekitar pukul 08.30 Wita.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya