Liputan6.com, Jakarta - Senayan City kembali berpartisipasi dalam Global Campaign Earth Hour yang jatuh pada Sabtu 19 Maret 2016. Sebelum beberapa lampu-lampu mal dipadamkan, pihak Senayan City menyuguhkan Balinese Contemporary Dance yang dimulai dari lantai 6 hingga lantai dasar.
Ketika sampai di lantai dasar, para penari berhenti di sebuah instalasi. Di sini, para penari menyalakan lilin yang kemudian diikuti dengan padamnya beberapa lampu.
CEO Senayan City Veri Y Setiady mengatakan, aksi memadamkan lampu dalam rangka Earth Hour yang dilakukan Senayan City selama satu jam dengan harapan dapat mengurangi pemakaian listrik, serta dapat memberikan informasi kepada pengunjung tentang pentingnya penghematan energi.
"Pemadaman itu dilakukan di beberapa titik di luar gedung lampu taman terrace lagoon, crystal lagoon dan giant LED. Pemadaman di area dalam meliputi koridor mal lantai LG sampai 6 dan lampu shop front dari tenant," ucap Veri di Jakarta, Sabtu (19/3/2016) malam.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Marketing Senayan City Halina mengungkapkan, perayaan Earth Hour kali ini bertepatan dengan usia Senayan City yang telah memasuki 10 tahun. Menurut dia, perayaan kali ini diadakan dengan konsep sederhana.
"Senayan City kebetulan 2016 kita masuk usia 10 tahun. Makanya kita bilang The Iconic Ten, jadi untuk usia 10 tahun perayaan Earth Hour-nya kita bikin agak sederhana, karena berdasarkan imbauan dari WWF (World Wild Fund for Nature) juga," tutur dia.
Halina menjelaskan, langkah pemadaman lampu ini dapat membantu program penghematan energi yang dikeluarkan Bumi.
"Jadi kita bisa membantu program saving Bumi ini lebih baik. Tugasnya kita ya harus dimulai dari sekarang, saving energi. Kalau enggak dimulai dari yang sederhana," imbuh dia.
Advertisement
Adapun Didi Budiardjo, salah satu desainer yang turut mempersembahkan karya dalam gelar Earth Hour ini, menyuguhkan instalasi penjor. Menurut dia, penjor menjadi simbol kemakmuran dan penanda berlangsung acara-acara penting serta menjadi penanda hormat manusia kepada Bumi.
"Penjor itu sesuatu yang sangat familiar dengan bangsa Indonesia, yang sering kita jumpai di desa, di mana pun juga. Ketika ada perhelatan penting penjor itu didirikan," ujar Didi.
"Dan untuk memperingati Earth Hour tahun ini saya ingin membawa tradisi itu kembali hidup. Dan saya ingin bahwa semua yang dari Bumi kembali ke Bumi, tidak merusak Bumi," tutup Didi.
Earth Hour diikuti 32 kota di Indonesia dan 147 negara di dunia. Gerakan menghemat listrik dan energi ini dimulai pada Sabtu malam 19 Maret 2016, pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat.