Liputan6.com, Paris - Demonstrasi menolak transportasi online juga terjadi di Paris, Prancis. Sopir taksi konvensional membuat ricuh lalu lintas dengan membalikan taksi online.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (23/3/2016), aksi bakar ban juga terjadi di jalan menuju Bandara Charlie De Gaule Paris. Penumpang terlantar dan berlarian menuju bandara.
Di London, Inggris, taksi konvensional memblokade jalan utama. Mereka sengaja parkir di tengah jalan memprotes kehadiran taksi online.
Advertisement
Selain Inggris dan Prancis, ada 14 negara lain yang menolak transportasi online. Di Benua Eropa, ada Jerman, Belgia, Belanda, dan Spanyol.
Penolakan juga terjadi di Amerika Serikat dan Kanada. Begitu juga di beberapa negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, India, Filipina, Taiwan, dan Thailand. Tidak ketinggalan di Australia, juga memprotes transportasi online.
Baca Juga
Protes mencuat karena beberapa alasan. Di antaranya sopir tidak berizin dan tidak membayar asuransi juga standar keamanan yang rendah dan tidak memiliki izin operasi.
Namun, Singapura jadi salah satu negara yang sukses mengatur transportasi online. Ada beberapa aturan yang diberlakukan.
Pertama, aplikasi yang digunakan harus terdaftar di otoritas transportasi. Kedua, aplikasi hanya digunakan oleh sopir dan taksi yang terdaftar. Terakhir, informasi tarif harus jelas agar tidak merugikan penumpang.