Liputan6.com, Jakarta Tanah di kawasan Gudang Pompa yang berada di Pluit, Jakarta Utara, berada di bawah permukaan laut. Kondisi ini membuat, kawasan tersebut harus dibendung dengan tanggul setinggi dua meter buat mencegah rob. Bersamaan dengan itu, tanah di wilayah Gudang Pompa pun turun drastis.
Warga pun berlomba meningkatkan bangunan rumah mereka. Tapi pemandangan yang terlihat, air laut tampak setinggi atap warga. Pemerintah DKI Jakarta mencoba merespon kondisi ini. Salah satu solusinya dengan kembali meninggikan tanggul laut.
“Ada fenomena di Jakarta Utara yang sudah ada tanggul, kalau pasang laut jadi pasangnya melimpas ke daratan, tanggul eksisting harus ditinggikan,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Tuti Kusumawati kepada Liputan6.com, Rabu, 17 Maret 2016.
Advertisement
Tanggul ini akan dibangun pada 2016 dan masuk dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Proyek ini terbagi menjadi fase A, B, dan C. Tanggul pertana yang hendak dibangun merupakan Fase A dan berbentuk tanggul mepet di bibir pantai sepanjang 95 kilometer. Tanggul ini akan melekuk ke tiga muara sungai yakni Muara Sungai Kamal di aliran barat, Muara Kali Adem di aliran tengah, dan Muara Kali Blencong di aliran timur.
Sementara soal tanggul raksasa (fase B dan C) yang terintegrasi dalam NCICD, kata Tuti, kini dalam kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-PR). Jadi tidaknya tanggul tersebut, proyek Fase A tetap dilakukan.
Tuti mengatakan, proyek penanggulan diperlukan lantaran Pemprov DKI Jakarta tak menghendaki, kawasan utara Jakarta harus tenggelam. Sebab, tinggi permukaan air laut di daerah tersebut lebih tinggi sekitar 1,5 meter dibanding daratan. “Ini kebutuhan banget. Mau fase B atau C jadi atau tidak, tanggul fase A itu tetap kami bangun dan harus selesai 2018,” sebut Tuti.
Selengkapnya baca di Journal: Tanah Ambles Ibu Kota