Alasan Kendaraan Berat Dilarang Lewat Depan Istana Bogor

Kendaraan berat, seperti bus besar dan truk dilarang melewati Jembatan Sempur Kota Bogor, karena kondisi jembatan itu rawan runtuh.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 05 Apr 2016, 21:28 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2016, 21:28 WIB
Achmad Sudarno/Liputan6.com
Jembatan Sempur Kota Bogor (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Kendaraan berat, seperti bus besar dan truk dilarang melewati Jembatan Sempur Kota Bogor, karena kondisi jembatan itu rawan runtuh.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, selama masa uji coba sistem satu arah di seputar Kebun Raya Bogor, semua kendaraan berat dilarang melintasi Istana Bogor. Termasuk di antaranya truk besar dan Bus Damri.

"Kendaraan yang boleh melintas seputar Kebun Raya hanya kendaraan roda empat dan roda dua saja. Sedangkan kendaraan berat melebihi delapan ton tidak boleh lewat," tegas Ade, Selasa (5/4/2016).

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi beban akibat bertambahnya volume kendaraan pascauji coba sistem satu arah di seputar Istana Bogor. Selain itu, kondisi konstruksi Jembatan Sempur juga rawan ambruk.

Ade menyebutkan kendaraan yang dilarang melewati jalur seputar Kebun Raya, yakni truk tangki BBM, tangki air dan Bus Damri. Sementara angkutan umum masih boleh melewati jalur depan Istana Bogor asalkan tidak berhenti di depan gerbang istana.

 

Agar kendaraan berat tidak melewati jalur tersebut, kata Ade, kepolisian dan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor akan memasang rambu peringatan mulai dari pintu masuk Kota Bogor tepatnya di simpang Ciawi, simpang Sukasari dan lampu merah Terminal Barangsiang.

Kendaraan dari arah Ciawi atau dari Sukasari yang akan ke Jalan Soleh Iskandar dialihkan menggunakan jalur Tol Jagorawi-Tol Bogor Outer Ring Road.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bogor Sudradji mengatakan, sejak diterapkan uji coba satu arah, seluruh jenis kendaraan melintasi kawasan Kebun raya dan jembatan Sempur.

Adanya penambahan volume kendaraan tersebut, lanjut Sudraji, dikhawatirkan jembatan yang berada di Jalan Jalak Harupat itu ambruk.

"Secara kasat mata memang fisiknya masih terlihat kokoh. Hanya saja, di beberapa bagian konstruksinya ada keretakan dan badan jalan jembatan mengalami penurunan 21 cm sehingga harus diwaspadai," kata Sudradji.

Pengamat konstruksi juga sempat melakukan penelitian dan menyatakan jembatan tua itu mengalami keretakan dan kekeroposan di beberapa bagian konstruksinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya