Liputan6.com, Bogor - Ujang Supiandi, warga Sukabumi, Jawa Barat ditemukan polisi hutan (polhut) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Menurut pengakuannya, 2 bulan sudah dia tersesat.
Ujang ditemukan polhut sedang berjalan di tengah hutan dalam kondisi lusuh dan terseok-seok pada Rabu 13 April 2016 pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Dia memakai sweater hitam, celana jeans, dan topi.
Dia sempat menghindar saat dipanggil petugas. Pria itu kemudian langsung dibawa petugas ke pos penjagaan di Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
Karena pria tersebut tidak memiliki identitas dan belum jelas tujuannya, maka petugas membawanya ke Mapolsek Tamansari untuk dimintai keterangan.
"Jika diperhatikan dari fisik dan wajahnya, pria ini sepertinya sedang mendalami ilmu kebatinan di Gunung Salak," ujar Anda Joni, petugas Polisi Hutan Resort Salak 1 Taman Nasional Halimun Gunung Salak, Rabu (14/4/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Di Mapolsek Taman Sari, Ujang menceritakan niatnya ke Gunung Salak adalah untuk melihat candi terbesar di kawasan gunung tresebut. Ia berjalan dari Sukabumi menuju Gunung Salak menyusuri hutan belantara dan bukit yang terjal. Namun karena tersesat, niatnya melihat candi belum kesampaian.
Advertisement
"Cuma pengin lihat candi paling besar di Gunung Salak," kata di Mapolsek Tamansari, Bogor.
Selama 2 bulan berada di hutan, pria yang keseharian sebagai buruh bangunan dan bekerja sampingan pencari barang rongsokan itu tidak makan. Untuk bertahan hidup, ia hanya minum air dari sungai.
"Di sana (gunung) tidak ada makanan. Minum juga kalau lagi pas ada kali, saya minum," tutur Ujang.
Namun Ujang tidak mengatakan mengapa begitu ingin melihat candi terbesar di gunung yang dikabarkan angker seorang diri tanpa perbekalan apapun.
Ujang kemudian dipulangkan ke rumahnya di Kampung Nagrag Kidul RT01/02, Desa Selawangi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi pada Rabu 13 April 2016 kemarin sekitar pukul 15.00 WIB. Pria berusia 29 tahun itu diantar polisi hutan.
Gunung Salak tak sekadar dijadikan tempat pendakian. Ada juga warga yang sengaja mendatangi makam keramat yang ada di Puncak Salak I hingga melakukan ritual pemujaan di petilasan bekas peninggalan zaman Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Tarumanegara.