Kunjungan Kerja 5 Hari di Eropa, Ini Agenda Jokowi

Jokowi bertolak ke Jerman dengan Pesawat Kepresidenan Minggu pagi ini.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 17 Apr 2016, 08:26 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2016, 08:26 WIB
Ahmad Romadoni/Liputan6.com
Jokowi akan kunjungan kerja 5 hari ke Eropa (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak ke Berlin, Jerman, dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu ini pukul 08.15 WIB.

Jokowi akan kunjungan kerja selama lima hari ke empat negara di Eropa, yakni Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda.

Selama lima hari ke depan, Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Kanselir Jerman, Perdana Menteri Inggris, serta Perdana Menteri Belanda. Selain itu, Jokowi juga akan diterima tiga Presiden UE yakni Presiden Parlemen Eropa, Presiden Dewan Eropa, dan Presiden Komisi Eropa.

"Kunjungan ini dilakukan untuk memenuhi undangan para pemimpin negara-negara Eropa," kata Tim Komunikasi Kepresidenan Ari Dwipayana melalui pesan tertulis kepada Liputan6.com, Minggu (17/4/2016).
.


Dia menyatakan, tema kunjungan kerja kali ini adalah memperkuat kerja sama dengan Uni Eropa (UE) terutama di bidang ekonomi dan juga bersama-sama perkuat toleransi dan membangun perdamaian dunia.

Mitra Tradisional Strategis

Ari menyatakan, Uni Eropa merupakan salah satu mitra tradisional strategis Indonesia, dalam menghadapi tantangan global.

"Indonesia akan memprioritaskan kerja sama  perdagangan, investasi, maritim serta pengelolaan air. UE merupakan salah satu mitra utama perdagangan dan investasi Indonesia," kata dia.

Nilai perdagangan Indonesia-UE mencapai US$ 26,14 miliar pada tahun 2015, menyebabkan UE menjadi mitra dagang Indonesia terbesar keempat.

Sementara itu, investor UE merupakan yang terbesar ketiga dengan nilai investasi sebesar US$ 2,26 miliar di tahun 2015.

Dalam kunjungan kerja kali ini, Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya