Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan ingin agar keberagaman budaya tertanam pada generasi muda melalui pelajaran di sekolah. Ia pun membebaskan para guru di seluruh Indonesia untuk membuat rencana pembelajaran atau silabus sesuai dengan kearifan lokal di daerahnya masing-masing.
"‎Sekarang sekolah harus menyelesaikan sendiri silabusnya. Kalau silabus dikunci dari Jakarta semua, tidak akan ada keberagaman," ujar Menteri Anies di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (18/4/2016).
Baca Juga
‎Selama ini kurikulum diseragamkan dari pusat. Sehingga para pengajar terfokus untuk menyelesaikan materi yang telah dikunci dari pemerintah pusat. Dengan kebijakan ini, kata Anies, diharapkan para guru mampu memacu kreativitas dalam menyesuaikan kurikulum sesuai kondisi sekolah dan siswa yang diajar.
"Guru-guru kita ini banyak yang kreatif. Tapi masalahnya banyak yang bilang, kalau saya berbeda, saya melanggar aturan, akhirnya dikerjakan diam-diam. Kalau ada pengawasan, baru mereka ikuti aturan kita. Sekarang enggak. Kita kasih ruang," tutur dia.
Namun, lanjut Anies, bukan berarti kebebasan tersebut tanpa pengawasan dari pemerintah. Sebab pemerintah pusat akan menyiapkan standar kompetensi. Selanjutnya, kata dia, para guru mengembangkan dengan membuat silabus sendiri sesuai kondisi lingkungannya.
‎"Jadi harapannya, keragaman dan kreativitas muncul di situ," pungkas Anies.