Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menemui Presiden Joachim Gauck di Kantor Presiden Republik Federal Jerman, Senin.
Kepada Gauck, Jokowi menyatakan, selain kerja sama di bidang ekonomi perdagangan dan investasi, fokus kunjungan dia kali ini adalah peningkatan kerja sama pendidikan vokasional.
Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan contoh di mana Islam, demokrasi dan toleransi dapat berjalan seiring. Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia mampu mengembangkan demokrasi dan juga toleransi.
Advertisement
Baca Juga
Mengenai Laut China Selatan, Jokowi menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. Dan tidak akan ada negara yang diuntungkan jika kawasan tersebut menjadi kawasan yang tidak stabil
"Presiden Gauck menilai Presiden Jokowi merupakan presiden yang progresif yang mampu membawa Indonesia maju secara politik dan ekonomi," kata Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, melalui pesan tertulis, Senin (18/4/2016).
Gauck, kata Ari juga menghargai peran Indonesia dalam berkontribusi perdamaian di Timur Tengah.
Bahas Hukuman Mati
Selain membahas kerja sama kedua negara, Jokowi dan Gauck juga bertukar pikiran soal hukuman mati di Indonesia. Jokowi meminta agar Jerman memahami situasi Indonesia yang saat ini dalam kondisi darurat narkoba.
"Sekitar 40–50 warga Indonesia meninggal setiap hari akibat penggunaan narkoba," ujar Jokowi.
Dengan demikian, menurut Jokowi, hukuman mati masih menjadi bagian hukum positif di Indonesia. Dia menjamin pelaksanaan hukuman mati dilakukan dengan sangat hati-hati dan hak-hak hukum dijamin secara penuh.
Presiden Jokowi mengakhiri pembicaraan dengan menyampaikan undangan kepada Gauck untuk dapat berkunjung ke Indonesia. Terutama, demi meningkatkan dan mempererat hubungan serta kerja sama di antara kedua negara.
Dalam pertemuan ini, Jokowi didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.