Liputan6.com, Jepara - Nama harum Kartini bermula dari Desa Mayong di Jepara, Jawa Tengah. Dari Museum Kartini, terekam sejarah masa kecil Kartini yang dilahirkan 21 April 1879. Ari-ari Kartini bahkan diabadikan dalam sebuah tugu yang di atasnya diberi lambang bunga kantil kesukaan Kartini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (21/4/2016), sejak kecil Kartini dikenal sebagai anak yang pintar dan lincah, sehingga kala itu Kartini dipanggil dengan sebutan Trinil. Saat berusia tiga tahun, ayahnya Raden Mas Sosrodiningrat dipercaya menjadi Bupati Jepara. Sebagai putri bupati, Kartini hidup dalam pingitan.
Selama kurun waktu 12 tahun dipingit Kartini tak tinggal diam. Di dalam kamarnya-lah Kartini melahirkan banyak karya, salah satu yang fenomenal adalah buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Advertisement
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang juga tersimpan rapi di Museum Kartini di Rembang, Jawa Tengah. Berbagai benda bersejarah lain milik Kartini juga ada di sini. Mulai dari tulisan tangan Kartini, meja belajar, meja makan, baju dan mesin jahit masih utuh. Denyut nadi Kartini serasa hadir di tempat ini.
Baca Juga
Rembang tidak bisa lepas dari Kartini. Setelah menikah dengan Bupati Rembang, Kartini diboyong ke Rembang.
Hidup di tengah-tengah keluarga bangsawan tidak membuat Kartini menutup mata dengan kondisi di sekitarnya. Ketika itu wanita dipandang tak sederajat dengan pria. Tugasnya hanya memasak dan melahirkan.
Kartini pun menulis surat kepada sahabatnya di Belanda, bertukar pikiran tentang wanita di Belanda. Surat balasan berisi tentang kesetaraan wanita di Belanda mendorong Kartini untuk mengajari teman-temannya menulis dan membaca, hingga akhirnya berhasil mendirikan sekolah wanita.
Satu abad berlalu Kartini masa kini tak lagi berjuang soal kesetaraan gender melainkan fokus berkarya mencipta invovasi.