Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengakui kementeriannya kewalahan memerangi pornografi dan pornoaksi di Internet.
"Konten pornografi lebih sulit lagi ditangani. Memang tidak simpel, buat situs sekarang mudah sekali, 10 situs ditutup, tapi 11-12 situs hidup lagi," kata Lukman, dalam sambutannya di Deklarasi SIAPP (Saya Ini Anti Pornografi dan Pornoaksi), di Hotel Golden Boutique, Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Menteri asal Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) ini mengatakan pornografi dan pornoaksi merupakan bibit penyakit sosial lainnya. Hal ini berdasarkan riset yang dikumpulkan Kementerian Agama.
Baca Juga
"Banyak studi dan riset menyatakan tindakan pornoaksi, mereka-mereka yang kecanduan pornografi mudah sekali melakukan tindakan tak terpuji, bisa korupsi, prostitusi, narkoba, dan sebagainya. Itu seperti kesatuan yang tidak bisa dipisahkan," tegas Lukman.
Selain itu, Lukman juga menyinggung hiburan vulgar di Jalur Pantura. Masyarakat di sana sudah permisif dengan pornografi dan pornoaksi yang terjadi di wilayah itu.
"Hiburan di Pantura yang saya lihat di Youtube itu sudah sangat seronok, sudah amat sangat vulgar," tutur dia.
Bahkan, Lukman menegaskan pornografi tersebut sudah menjangkiti seluruh level masyarakat tidak peduli tua atau muda. Meski Indonesia menganut budaya Timur, tapi hal itu perlahan sudah menghilang.
"Hiburan vulgar itu tidak dikonsumsi orang dewasa, tapi juga anak-anak paling depan. Bahkan, tokoh-tokoh agama menyaksikan itu," tandas Lukman.