JK: Semoga Singapura Berubah Pikiran dan Sepakati Ekstradisi

JK heran, dengan Singapura yang paling dekat jaraknya dan jadi lokasi banyak buronan yang kabur justru belum ada kerja sama itu.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 22 Apr 2016, 23:53 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2016, 23:53 WIB
20151019-Jusuf Kalla-Jakarta
Wapres Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin Indonesia menjalin komunikasi kembali dengan Singapura terkait perjanjian ekstradisi, mengingat Indonesia tengah gencar menangkap buron berbagai kasus yang berada di luar negeri.

JK menyadari Indonesia sudah punya banyak kerja sama ekstradisi dengan berbagai negara. Tapi dengan Singapura yang paling dekat jaraknya dan jadi lokasi banyak buronan yang kabur justru belum ada kerja sama itu.

"Perjanjian ekstradisi, di Australia ada ya? Kan kita ada itu ekstradisi beberapa ke Australia. Tetapi justru daerah yang paling banyak orang melarikan diri yaitu Singapura enggak ada. Mudah-mudahan Singapura nanti mau mengubah pikiran untuk juga menandatangani ekstradisi," ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Kerja sama ini dinilai Wapres sangat bermanfaat. Hal itu terlihat saat penangkapan buronan BLBI Samadikun Hartono di China. Proses pemulangan Samadikun terbilang cepat karena Indonesia punya perjanjian ekstradisi.

 

"Dengan kerja sama yang baik dengan pemerintah China. Dan kita ada ekstradisi di sana, itu melancarkan. Karena kerja sama yang baik. Karena China pada saat yang sama kan gencar memberantas korupsi. Jadi hal-hal begitu kan mereka concern serta turut prihatin," ungkap JK.

Karena itu dia menyayangkan sikap Singapura yang tak kunjung menyepakati kerja sama ekstradisi dengan Indonesia. Andai ada kesepakatan, mantan Ketua Umum Partai Golkar ini yakin bakal makin banyak buronan yang dipulangkan.

"Yang lainnya (buronan) tentu sama saja, bisa ditangkap. Sekiranya kita ada ekstradisi dengan Singapura akan jauh lebih banyak lagi. cuma Singapura tidak pernah mau teken-teken," pungkas JK.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya