Liputan6.com, Jakarta - Brum... Sebuah Toyota Alphard Vellfire sore itu muncul dengan kecepatan tinggi dan zigzag datang dari arah Jalan Ciniru, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Brak...! Mobil yang model terbarunya di kisaran harga Rp 715 juta hingga Rp 1,6 miliar itu kemudian menabrak dua mobil dan satu sepeda motor di Jalan Senopati.
Alphard bernomor polisi B 121 HMS. Sementara dua mobil yang ditabrak adalah Mazda Biante nomor polisi B 711 YAH dan Chevrolet Captiva berpelat F 1203 LY.
Pengemudi mobil kategori Multi Purpose Vehicle (MPV) itu langsung tancap gas, melarikan diri dari kejaran warga.
Salah seorang polisi lalu lintas yang tengah bertugas tak jauh dari lokasi kejadian menyebutkan, saat peristiwa tersebut terjadi, warga langsung mengejar pengemudi Alphard tersebut.
"Dia kabur ke arah Blok M," ucap seorang Polantas tersebut kepada Liputan6.com, Kamis 21 April 2016.
Sementara itu kerusakan yang dialami Mazda Biante adalah baret sisi kanan, sementara Captiva ringsek bagian kiri dan kap terbuka.
Jumlah mobil yang menjadi korban tabrak lari tersebut ternyata ada empat. Satu di antara mobil yang menjadi korban tabrakan mobil mewah di Jalan Senopati itu, disebut-sebut milik anak Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Detri Warmanto. Sementara dua pengendara sepeda motor mengalami patah tulang di kakinya.
Tak lama berselang, kasus tabrak lari dan aksi ugal-ugalan di jalanan Ibu Kota tersebut menjadi terang benderang.
Cekcok dengan Sang Kakak
Adalah Stephen Conquar yang membeberkan awal mula peristiwa 'Alphard ngamuk' tersebut. Ia tak habis pikir dengan kelakuan adiknya, A, yang dengan membabi buta mengendarai mobil Toyota Alphard milik ayah mereka.
Pria muda berusia 26 tahun ini mengaku, adiknya mengamuk lantaran berkelahi dengan dirinya. Awalnya, dia dan tunangan ingin berfoto dengan mobil sport sang adik, Mercedes-Benz AMG berpelat nomor B 55 LK.
Padahal Stephen mengaku sudah meminta izin kepada A. Namun tiba-tiba adiknya marah karena merasa mobilnya lecet.
"Saya cuma foto-foto di samping mobilnya. Saya bilang, 'Saya mau fotoan di samping mobilnya, mana kunci mobilnya?'" ujar Stephen di rumah mewahnya, Jalan Ciniru I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 21 April 2016.
Advertisement
"Saya sudah minta izin. Pas saya fotoan dia ngamuk-ngamuk katanya mobilnya lecet," sambung dia.
Stephen menyebutkan, saat adiknya marah-marah, ia lalu mengendarai mobilnya, Chevrolet Captiva, keluar rumah dan membeli ketoprak.
Saat itulah A datang mengendarai mobil Alphard dan menabrak sisi kiri mobilnya. Setelah menabrak, sang adik yang masih remaja berusia 17 tahun itu tancap gas, kabur dan Stephen mengejar hingga ke Jalan Senopati.
"Dia mau ngancurin mobil saya. Akhirnya saya menghindar, saya sama tunangan saya menenangkan diri beli ketoprak. Saya lagi diam ditabrak sampai ban mobil A naik ke mobil saya," beber dia.
"Adik saya kabur pakai Alphard Vellfire milik bapak saya. Dia adik tiri saya dari ibu," Stephen menambahkan.
Stephen pun berjanji akan melaporkan kebrutalan adiknya ke Polda Metro Jaya. "Saya mau laporkan adik saya. Dia baru SMA, masih kecil tapi dikasih mobil. Gara-gara dia, jari saya robek."
Sementara, salah seorang warga, Rizky, mengaku kaget melihat mobil A dan Stephen kejar-kejaran di jalan sempit. Saat itu dirinya sedang bermain drone.
"Pertama mobil Alphard, kedua mobil putih. Saya lihat pas saya lagi mainin drone. Saya lihat orang yang kejar-kejar mobil, katanya ada tabrak lari," ujar Rizky.
Mobil Anak Mendagri Ditabrak
Salah satu mobil yang ditabrak 'Alphard ngamuk' adalah milik putra Mendagri Tjahjo Kumolo, Detri Warmanto. Ia mengaku tak akan mempermasalahkan kerusakan mobilnya. Hanya saja ia meminta A bertanggung jawab atas korban lain dalam kecelakaan ini.
"Saya enggak mempermasalahkan kerusakan mobil saya. Tapi yang menabrak harus tanggung jawab ke orang-orang lain yang ditabraknya," kata Detri kepada Liputan6.com di rumah A, Jalan Ciniru I, Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 21 April 2016.
Detri mengaku ikut mengejar A hingga akhirnya kehilangan jejak. Saat tahu rumah A tak jauh dari lokasi kejadian, dia langsung menyambangi untuk memastikan pelaku ditindaklanjuti secara hukum.
Sementara, berdasarkan pantauan Liputan6.com, mobil Detri mengalami lecet panjang di bagian kanan. "Saya di sini mau memastikan saja kalau si penabrak diamankan polisi. Untung tak sampai ada korban luka serius atau korban jiwa," ucap Detri.
Anak Eks Menteri BUMN
A, pengemudi Alphard B 121 HMS yang menabrak 4 mobil dan 1 motor di Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ternyata anak mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era Presiden Megawati Soekarnoputri, Sugiharto. Mantan Komisaris Utama Pertamina itu pun kaget melihat rumahnya didatangi wartawan, warga sekitar dan polisi.
"Ada apa ini? Kok ada wartawan?" ujar Sugiharto ketika baru pulang kerja di rumahnya, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis malam, 21 April 2016.
Stephen Conquer yang merupakan anak keempat Sugiharto langsung menghampirinya dan memberitahukan kejadian itu kepada sang ayah tiri tersebut. Ia mengatakan A mencoba membunuhnya dengan menabrak mobilnya. Sugiharto pun terdiam melihat anaknya yang emosi.
"Anak Anda mau bunuh saya! Sudah dibilangin anak kecil enggak usah dikasih mobil. Akhirnya begini, nabrak-nabrakin orang. Hampir mati orang karena A," teriak Stephen di hadapan Sugiharto.
Akhirnya beberapa orang yang berada di lokasi menjelaskan kepada Sugiharto mengenai kejadian tabrak lari yang dilakukan anak keenamnya. Dia pun tercengang, tak percaya anaknya menabrak pengendara.
Namun kedatangan salah satu pemilik mobil yang ditabrak sang anak, membuka mata Sugiharto. Selain mobil milik putra Mendagri, mobil Alphard putih milik artis Kartika Putri turut menjadi korban saat dikendarai sopirnya.
Selain Kartika, 3 korban lainnya juga mendatangi rumah Sugiharto. Setelah menerima kunjungan para korban, Sugiharto menjelaskan, dia akan mengganti berapa pun biaya kerusakan yang dituntut korban akibat ulah putranya yang membawa pengemudi Alphard B 121 HMS.
Sugiharto juga mengajak para korban menyelesaikan kasus kecelakaan tersebut secara kekeluargaan.
"Yang pertama (Kartika Putri) segera akan diselesaikan karena dia mau keluar negeri. Sepakat, kendaraannya dibawa ke bengkel malam ini juga. Dilakukan penggantian berapa pun biayanya. Kedua, mobil Innova juga keserempet sama, seluruh biaya untuk di bengkel diberikan. Dan korban tidak menuntut," ucap Sugiharto.
"Ketiga, ada mobil kecil kena sedikit. Sama tegaskan, berapa pun (biayanya) diselesaikan. Sepeda motor, korban luka. Malam ini dia, saya minta dibawa ke rumah sakit," tutur Sugiharto.
Advertisement
Terinspirasi Video Game?
Selain mengakui ulah sang putra, Sugiharto berujar anak keenamnya itu masih labil. A juga sangat suka bermain video game. Sugiharto pun menduga aksi menyetir ugal-ugalan yang dilakukan anaknya terinspirasi dari permainan video game.
"Usianya memang begini, baru 16-17 (tahun). Dia anak yang dalam tanda kutip pintar. Jago komputer. Emosinya karena mungkin dari video game. Saya kira pengaruh itu," ujar Sugiharto di kediamannya, Jalan Ciniru I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis malam, 21 April 2016.
Ia mengaku sudah berbicara dengan polisi lalu lintas dan reserse yang menangani kasus ini untuk memberikan efek jera terhadap A. Tujuannya, agar pelajar SMA itu tidak lagi mengulangi perbuatannya.
Efek jera yang dimaksud Sugiharto bukan memberikan sanksi hukum kepada anaknya, tapi hanya memberikan penyuluhan menyetir.
"Saya sedang berbicara dengan polantas dan reserse. Saya minta anak saya diberi efek jera supaya perbuatannya tidak terulang. (Efek jera) itu penyuluhan dari polisi mengenai mengemudi kendaraan," Sugiharto memaparkan.
Sugiharto menekankan pula siap mendampingi A jika nantinya diproses secara hukum di kepolisian. "Enggak ada masalah (kalau polisi memproses). Saya orangtuanya harus bertanggung jawab," kata Sugiharto.
Berujung Damai
Sementara itu, Kepala Pos Polisi Senopati, Kebayoran, Iptu Agus Prasetya menyatakan, kasus 'Alphard ngamuk' itu telah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Untuk kejadian laka lantas kemarin sudah disepakati antara para korban dengan ayah pengemudi, Pak Sugiharto. Bahwa dia (Sugiharto) akan mengganti semua kerugian korban. Akhirnya damai, tidak ada tuntutan hukum dari korban," ujar Iptu Agus kepada Liputan6.com, Jumat 22 April 2016.
Kesepakatan damai tersebut, lanjut Agus, dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani para korban dan dia disaksikan bersama personel Unit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Selatan di kediaman Sugiharto, Jalan Ciniru 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 21 April malam.
"Kemarin malam korban ('Alphard ngamuk') sudah tanda tangan surat pernyataan. Ada saya dan juga petugas Laka dari Polres," Agus memungkasi.