Liputan6.com, Jakarta - Polisi tembak mati pria tak dikenal di Poso Pesisir Selatan pada Minggu 24 April 2016 pada pukul 18.30 Wita. Pria itu hendak membacok polisi dengan parang dan mengeluarkan bom rakitan berbentuk pipa.
Peristiwa ini bermula dari kecurigaan aparat melihat pria tersebut wara-wiri di depan rumah kos anggota Intel Polsek Poso Pesisir Selatan, Brigadir Ardi di Desa Patiunga Lorong Gereja.
"Merasa curiga, Brigadir Ardi mengajak rekannya yang piket Brigadir Warno untuk ikut mengecek orang tersebut," jelas Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti di Jakarta, Senin (25/4/2016).
Baca Juga
Kemudian, kata Badrodin, saat pria itu ditanya hendak ke mana, dia justru mengayunkan parang sambil berteriak 'Allahuakbar'. Tangannya pun dengan cepat merogoh tasnya. Melihat gerak-gerik tersebut, kata Badrodin, Brigadir Warno melepaskan tembakan ke pria tak dikenal itu.
Setelah itu, lanjut Badrodin, aparat Polsek Poso Pesisir Selatan menyisir sekitar wilayahnya untuk mengantisipasi penyusup serupa. Aparat pun menutup jalan-jalan yang diduga menjadi rute kabur anggota kelompok radikal. Dari hasil penggeledahan jasad pelaku, polisi mendapati sebuah bom pipa, parang dan bahan peledak.
"Setelah hal itu terjadi, aparat melaksanakan penyisiran dan pengejaran dan penutupan jalur yang diduga jalur pelolosan (kelompok radikal). Pos-pos polisi sekat Ganti Madi, Padalembara dan Tabalu mengadakan penutupan jalan," tutur Badrodin.
Advertisement