3 Kasus Prostitusi di Bawah Umur yang Bikin Geger

Praktik prostitusi selalu menjadi sorotan, terlebih yang melakoninya dari kalangan ABG.

oleh TaufiqurrohmanNafiysul QodarAchmad Sudarno diperbarui 28 Apr 2016, 09:04 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2016, 09:04 WIB
Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi Foto

Liputan6.com, Jakarta - Praktik prostitusi selalu menjadi sorotan semua pihak. Terlebih bila yang melakoninya dari kalangan anak di bawah umur atau ABG.

Hal tersebut yang terjadi di Bogor, Jawa Barat. Di kota hujan tersebut, praktik prostitusi yang mulanya didominasi kalangan kampus, kini bergeser kepada kaum putih abu-abu atau pelajar yang masih duduk di bangku SMA.

 

Hal serupa juga pernah terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Di tempat tersebut terungkap warung kopi yang juga menjalani bisnis esek-esek, menjual para ABG perempuan kepada pria hidung belang.

Kondisi serupa juga terjadi di sekitar kompleks DPR, Kalibata, Jakarta Selatan. Menurut sejumlah warga, kawasan tersebut acap menjadi tempat ABG memadu kasih. Bahkan mereka juga tak segan untuk melakukan tindakan tak senonoh.

Berikut ini ulasan tempat-tempat yang menjadi lokasi esek-esek yang dihimpun Liputan6.com, Rabu (27/4/2016):

Putih Abu-abu Bogor

Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi prostitusi

Mahasiswi nyambi jadi pekerja seks komersil (PSK) bukan hal baru. Tapi, apa jadinya bila pekerjaan tersebut dilakoni remaja tanggung berseragam putih abu-abu yang masih duduk di bangku SMA?

Fenomena ini rupanya tengah menjadi buah bibir di masyarakat Bogor. "Sekarang pelajar banyak dicari ketimbang ayam kampus (mahasiswi)," kata salah seorang pria, OT, saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa 26 April 2016.

Alasan OT memilih jasa seks ABG yang masih duduk di bangku SMA, adalah usia mereka yang relatif muda. "Dan tarifnya lebih murah ketimbang ayam kampus," ujar pria berperawakan gempal itu.

OT menuturkan, tidak jarang para remaja siswi itu memintanya untuk mencarikan pria hidung belang lainnya yang ingin menggunakan jasa mereka.

Warkop Esek-esek Ciganjur

Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi prostitusi

‎Aparat Polsek Jagakarsa mengungkap bisnis prostitusi anak di bawah umur atau biasa disebut cabe-cabean di sebuah warung kopi di Jalan Timbul IV, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis 18 Februari 2016. Pengungkapan kasus perdagangan anak di bawah umur ini berawal dari laporan warga.

"Ini merupakan tindak lanjut dari informasi masyarakat bahwa di lokasi itu sering digunakan anak ABG nongkrong dan membuat resah warga," ujar Kapolsek Jagakarsa Kompol Sri Bhayangkari di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat 1 April 2016.

Dalam operasi tersebut, kata Sri, pemiliki warkop bernama Torik Sulistyo (50) yang juga berprofesi sebagai muncikari cabe-cabean itu ditangkap. Torik dibekuk tanpa perlawanan di warungnya.

Polisi juga mengamankan 2 cabe-cabean berinisial M (15) dan R (15) dalam keadaan setengah bugil yang diduga menjadi korban perdagangan anak di lokasi yang sama.

Di Balik Tembok Kompleks DPR

Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi prostitusi

Banyak cerita yang terjadi di rumah dinas (rumdin) anggota DPR dan sekitarnya. Di antaranya cerita di pinggiran kompleks hunian menengah-atas yang terletak di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan ini, tidak jarang dijadikan tempat mesum bagi ABG perempuan yang biasa disebut cabe-cabean.

Salah satu akses utama untuk menuju rumah dinas itu, ada jalan utama yang bernama Jalan DPR Raya yang menghubungkan Jalan Pengadegan dengan Jalan Kalibata. Pinggiran jalan tersebut pada jam tertentu situasinya tidak begitu ramai.

Karena situasi yang tidak begitu ramai dan letaknya yang cukup strategis, pinggiran tembok pembatas rumdin DPR itu, kerap dimanfaatkan oleh para remaja tanggung untuk nongkrong.

Bahkan, tidak hanya sekadar nongkrong, mereka juga sering didapati melakukan tindakan mesum. Sejumlah pengguna jalan dan penghuni rumdin mengaku pernah melihat aksi tidak senonoh anak-anak tanggung itu.

"Itu sering dijadikan tempat mesum, pas banget di samping kompleks rumah dinas," kata salah satu staf anggota DPR yang menempati rumah dinas DPR kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis 24 November 2015.

Hal senada dikatakan Rohman, mantan pedagang sekitar wilayah tersebut. Ia mengungkapkan, hampir setiap malam para anak-anak ABG tersebut berkumpul dan banyak juga yang datang berpasangan, terlebih jika malam minggu atau malam akhir pekan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya