Ali Mustafa Yaqub dan Kekaguman Obama Terhadap Istiqlal

Ali mengajak para pemimpin dunia berkeliling Istiqlal dan bemberi kuliah singkat mengenai tolerasi di Indonesia.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 28 Apr 2016, 11:09 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2016, 11:09 WIB
Ali Mustafa meninggal
Ali mengajak para pemimpin dunia berkeliling Istiqlal dan bemberi kuliah singkat mengenai tolerasi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub meninggal dunia pukul 06.00 WIB pagi ini. Sepanjang kariernya sebagai imam besar, Mustofa dikenal sebagai sosok ulama yang berpikir moderat. Ia juga kerap menjadi pemandu para pemimpin dunia yang berkunjung ke masjid terbesar di Asia Tenggara itu.

Presiden Barrack Obama dan istrinya, Michelle, menjadi salah satu pemimpin dunia yang dipandu Ali saat mengunjungi Masjid Istiqlal pada 2010 silam. Dalam kesempatan itu, Ali juga memaparkan kuliah singkatnya mengenai sejarah pembangunan Masjid Istiqlal dan upaya pemerintah membangun toleransi di Indonesia.

Obama dan istri saat berkunjung ke Masjid Istiqlal. (SCTV)

Selama sekitar 30 menit di Istiqlal, Obama dan Michelle diberi penjelasan soal fungsi besar Masjid Istiqlal. Obama juga memberi testimoni singkat mengenai kekagumannya terhadap masjid yang dianggap menjadi simbol toleransi di Indonesia.

"Masjid yang menjadi simbol yang memberikan peran kepada Islam, mengatur, membimbing rakyat Indonesia yang jumlahnya jutaan," tulis Obama di buku tamu masjid Istiqlal.

Kunjungan itu meninggalkan kesan yang cukup baik. Mantan Senator Illinois itu pun sempat memamerkan foto kunjungannya ke Istiqlal saat menggelar acara buka puasa bersama di Gedung Putih 23 Juni 2015 lalu.

PM Norwegia dan Wapres India

Selain Obama, pemimpin dunia lainnya yang dipandu oleh Ali saat menyambangi Istiqlal adalah Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg. Di Istiqlal, perdana menteri perempuan itu disambut oleh Ketua Umum MUI Din Syamsuddin dan Ali Mustafa Yaqub. PM Erna Solberg diajak berkeliling untuk melihat kemegahan arsitektur Istiqlal.

Erna yang selama berkeliling Istiqlal mengenakan kerudung mengaku kagum atas kemegahan Masjid Istiqlal. Ia pun takjub karena bangunan masjid yang besar itu ternyata berdiri berdampingan dengan bangunan Gereja Katedral yang juga tidak kalah megahnya.

"Saya bisa melihat Gereja Katedral di seberang jalan dari Masjid Istiqlal, seluruh dunia bisa belajar dari Indonesia tentang indahnya toleransi antarumat beragama," ujar Erna Solberg.

Ada juga Wakil Presiden India Mohammad Hamid Ansari yang berkesempatan untuk melihat kemegahan masjid itu pada 1 November 2015 lalu. Didampingi Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh, wapres beragama Islam itu diterima Ali Mustafa Yakub dan diajak berkeliling melihat kemegahan dari masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Wapres India Mohamad Hamid Anshari (tengah) disambut Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Musthafa Ya'qub (kiri). (Liputan6.com/Andreas Gerry Tuwo)
Ketika diperlihatkan seluruh bangunan masjid oleh Ali, Ansari selalu menunjukkan kekagumannya. Tidak cuma melihat-lihat, ia juga ditantang oleh Ali untuk memukul beduk besar yang berada di tempat ibadah ini. Tanpa ragu tantangan itu diterima Ansari.

Ali Mustafa Yaqub lahir di Batang, Jawa Tengah, 2 Maret 1952. Sejak muda, Ali Mustafa menekuni ilmu Islam hingga ke Arab Saudi.

Pada 1976, dia menuntut ilmu di Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia. Dia lulus pada 1980. Masih di kota yang sama, ia melanjutkan pendidikan di Universitas King Saud, Jurusan Tafsir dan Hadis, sampai tamat dengan memperoleh ijazah master pada 1985.

Pada 1989, dia mendirikan Pesantren Darus-Salam di desa kelahirannya bersama keluarga.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya