Cari Dana Munaslub, Biaya Pendaftaran Caketum Golkar Rp 1 M?

Ketua SC Munaslub Partai Golkar, Nurdin Halid memberikan 3 pilihan cara kumpulkan dana untuk munaslub, namun belum disepakati.

oleh Muslim AR diperbarui 28 Apr 2016, 11:36 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2016, 11:36 WIB
Pasca-Putusan Menkumham, Ical Gelar Rapat Konsultasi Nasional Golkar
Ketum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (tengah) berbincang dengan Wakil Ketum Golkar Theo L Sambuaga (kedua kanan) disela rapat konsultasi nasional Golkar di Jakarta, Selasa (10/3/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar menggelar rapat pleno perdana persiapan musyawarah nasional luar biasa. Rencananya pelaksanaan munaslub itu dilakukan pada 23 Mei 2016.

Namun, sampai saat ini sumber dana yang akan digunakan untuk penyelenggaraan munaslub ini belum jelas. Ada tiga pilihan yang diajukan Ketua Steering Committe (SC) Munaslub Partai Golkar, Nurdin Halid, untuk membiayai munaslub.

Pilihan pertama, berasal dari iuran calon ketua umum minimal Rp 1 miliar pada saat sudah diverifikasi oleh panitia.


"Kedua, seluruh kader baik pengurus DPP, panitia pengarah dan panitia pelaksana, kita semua patungan untuk biayai munaslub ini," ujar Nurdin dalam rapat pleno Munaslub di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (29/4/2016).

Untuk pilihan ketiga, selain biaya pendaftaran sebanyak Rp 1 miliar, bakal calon ketua umum juga diwajibkan memberikan sumbangan yang jumlahnya tidak ditentukan, namun bersifat mengikat.

"Itu sudah sesuai dengan AD/ART Partai Golkar pasal 37 tentang pembiayaan partai yang disebutkan berasal dari iuran anggota dan juga biaya sumbangan yang disepakati dan mengikat, serta adanya usaha-usaha kepartaian," ucap Nurdin.

Menurut Nurdin, dengan tiga pilihan itu, diharapkan dapat menghindari politik uang. Ia berharap dengan begitu akan terciptanya munaslub yang bersih.

Namun, usulan Nurdin ini masih belum final. Sebab rapat pleno masih berlangsung. Ia tak mempersoalkan jika usulnya ditolak peserta rapat.

"Nanti bersama-sama kita cari solusinya," kata Nurdin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya