Muhaimin Iskandar: Golkar dan PAN Jangan Ambil Jatah Menteri PKB

Menurut Muhaimin, selama ini empat menteri di Kabinet Kerja yang ditempati kader PKB mempunyai kinerja yang baik.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 06 Mei 2016, 21:51 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2016, 21:51 WIB
Cak Imin Lantik Pengurus Baru Gemasaba
Muhaimin Iskandar (tengah) dan Marwan Jafar (kanan) saat menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (8/5/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Isyarat akan adanya perombakan kabinet dari pihak Istana semakin kencang. Kabarnya, perombakan kabinet pemerintahan Jokowi-JK akan dilakukan pascagelaran Munaslub Golkar yang berlangsung di Bali pada pertengahan Mei ini.

Beberapa menteri kabarnya akan diganti Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada perombakan tersebut. Santer pula terdengar, jatah menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan dikurangi dan diganti anggota koalisi dari partai lain, yaitu Golkar atau PAN yang telah menyatakan dukungan terhadap pemerintah.

Menanggapi isu tersebut, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku tidak mempermasalahkan PAN atau Golkar yang bergabung menjadi partai pemerintah dan masuk dalam jajaran kabinet. Akan tetapi, ia berharap masuknya dua partai itu tidak mengambil porsi menteri dari PKB.

"Kalau Golkar dan PAN mau dukung, masuk di pemerintahan, ya nggak apa-apa. Tapi kalau menteri jangan ambil jatah PKB. Dukung saja, kalau dukung ya yang ikhlas," ujar Muhaimin di kediamanya di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta, Jumat (6/5/2016).

Menurut dia, selama ini empat menteri yang ditempati kader PKB, yaitu Menteri Tenaga Kerja, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Riset dan Dikti serta Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai kinerja yang baik. Karena itu, partai-partai tidak perlu mengincar kursi menteri yang telah ditempati para kader PKB itu.

"Ya semuanya baik, Pak Marwan, Pak Imam, semuanya baik, jadi kalau mau ambil jatah menteri, ya ambil saja menteri dari non-partai yang bisa diambil. Kan menteri yang ditempati non-partai banyak," ucap Muhaimin.

 

Kendati banyak pihak yang mendorong Presiden Jokowi mencopot para menteri PKB atau bahkan mengurangi jatah menteri dari partai berbasis massa Nahdlatul Ulama (NU) itu, Muhaimin meyakini Jokowi punya pertimbangan lain. ‎

"Pak Jokowi ini dekat sekali dengan PKB, beliau tahulah PKB ini nggak neko-neko, nggak macem-macem. Ibaratnya, kalau anak, PKB itu bukan anak nakal. Masak yang kaya begini Pak Jokowi nggak paham," kata pria yang biasa di sapa Cak Imin ini.

Dia pun berdoa agar Jokowi saat memutuskan perombakan kabinet tidak turut mengganti menteri-menteri PKB. Namun, bila keputusan Jokowi tidak sesuai dengan harapannya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di era Presiden SBY itu mengaku menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Jokowi. ‎

"Ya tapi ini kan pemerintahan Presidensial, ya apa pun yang dilakukan Presiden kita dukung. Tapi ya kita doakan empat menteri PKB ini nggak ada perubahan. Kalau pun ada perubahan yang kita dikasih tahu, tapi sampai saat ini nggak ada," pungkas Cak Imin. ‎

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya