BNPB: 50 Juta Meter Kubik Lahar Dingin Sinabung Mengancam

Ancaman itu nyata saat banjir lahar dingin menerjang Desa Kutambaru dan sekitar Kecamatan Tiganderket pada Senin 9 Mei 2016.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Mei 2016, 23:39 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2016, 23:39 WIB
[FOTO] Banjir Lahar Dingin Gunung Sinabung Mengintai Pemukiman
Beberapa media tampak sedang mengambil gambar kondisi derasnya lahar dingin bercampur lumpur (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman lahar dingin di sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kian meningkat seiring bertambahnya material erupsi gunung api tersebut sejak Agustus 2010 hingga sekarang.

"Ada 50 juta meter kubik material piroklastik di Gunung Sinabung yang siap menjadi lahar dingin saat hujan di puncak gunung," demikian Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (11/5/2016) malam.

Menurut BNPB, ancaman itu nyata saat banjir lahar dingin menerjang Desa Kutambaru dan sekitar Kecamatan Tiganderket pada Senin 9 Mei 2016 pukul 15.45 WIB.

Akibat banjir lahar dingin tersebut, satu orang meninggal dunia atas nama Atifaf Farihan Warda (6) dan seorang lainnya, Riska (7) masih dinyatakan hilang, serta empat orang luka ringan hingga sedang akibat terbawa arus lahar dingin.

Adapun BNPB Willem Rampangilei, dalam kunjungan ke lokasi lahar dingin di Desa Kutambaru pada Rabu ini, memerintahkan agar tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD setempat, relawan, dan masyarakat terus mencari korban hingga diketemukan.

"Untuk korban meninggal segera diberikan santunan dukacita, sedangkan korban yang masih hilang terus dicari. Satu orang korban terlalu banyak dan tidak boleh terulang kembali di masa mendatang," ucap Willem.

Ia pun memerintahkan, petugas mencari korban hilang di lokasi kejadian dengan menelusuri aliran Sungai Lau Barus. Untuk antisipasi ke depan, menurut dia, zona merah tidak boleh ada penghuni.

"Patroli dan penjagaan di pintu-pintu masuk perlu ditingkatkan. Sosialisasi dan pemasangan papan peringatan perlu ditingkatkan. Normalisasi sungai segera dilakukan agar material lahar yang menyumbat saluran dapat berkurang. BNPB dan PVMBG akan segera memasang sistem peringatan dini lahar dingin di Gunung Sinabung," ujar Willem.

Dalam kunjungan tersebut, Willem didampingi Bupati Karo, Deputi Penanganan Darurat BNPB, Basarnas, TNI, Polri, SKPD Kabupaten Karo dan lainnya.

Zona Merah

Berdasarkan informasi BNPB, banjir lahar dingin itu tidak melalui jalur aliran sungai yang ada. Dasar sungai semakin dangkal karena banyaknya material sisa erupsi Gunung Sinabung yang mengisi sungai.

Menurut BNPB, adanya sumbatan aliran sungai di jalur Lau Bekerah ke Mardinding bagian atas juga menyebabkan aliran lahar dingin melompat dan menerjang sejumlah rumah dan perladangan. Akibatnya, tiga rumah rusak berat.

Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kawasan di Desa Kutambaru Kecamatan Tiganderket merupakan zona merah di dalam radius empat kilometer dari puncak kawah Gunung Sinabung yang harus dikosongkan.

Lantaran itulah, BNPB mengimbau warga menaati rekomendasi PVMBG. Status Gunung Sinabung masih Awas. Ancaman primer Gunung Sinabung dari erupsi berupa awan panas, lava pijar, lapili, dan abu pekat masih tinggi.

"Begitu pula ancaman sekunder berupa banjir lahar dingin juga makin meningkat. Apalagi masih ada 50 juta meter kubik material sisa erupsi di bagian atas gunung yang dapat menjadi lahar dingin," demikian BNPB.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya