Liputan6.com, Jakarta - Tepat 18 tahun lalu, sejumlah proyektil menembus tubuh empat mahasiswa Universitas Trisakti. Mereka tewas di kampusnya setelah peluru tertancap di titik vital, seperti kepala, tenggorokan, dan dada.
Mereka adalah Elang Mulia Lesmana (20), Heri Hertanto (21), Hafidin Royan (22), dan Hendriawan Sie (23).
Sejumlah perwira TNI telah diadili dan divonis. Namun, gerakan mahasiswa percaya ada oknum berpangkat lebih tinggi terlibat.
Baca Juga
Kamis (12/5/2016), sekitar 80 mahasiswa meneriakkan tuntutan tentang pengusutan kasus itu. Mereka berorasi di kampusnya untuk menuntut pemerintah segera bergerak.
"Tuntaskan tragedi Trisakti! Tuntaskan reformasi! Usut tuntas kasus meninggalnya 4 orang rekan kami," ujar orator demonstrasi tersebut.
Tuntutan itu dikumandangkan seraya menjunjung spanduk putih bertuliskan, "18 tahun tanpa kejelasan keadilan yang dibutuhkan, Joko Widodo jangan tutup mata."
Siang nanti, mereka akan menuju ke DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Pantauan Liputan6.com, sejumlah mahasiswa lainnya terus berdatangan. Mereka ikut menyuarakan aspirasinya dengan mengenakan jas almamater kebanggaannya.