Liputan6.com, Jakarta - Kabar adanya dukungan Presiden Jokowi terhadap salah satu calon Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto berembus jelang pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang akan digelar di Bali pada 14-16 Mei 2016 mendatang.
Namun, pengamat politik Hendri Satrio menilai kecil kemungkinan Jokowi mendukung calon Ketua Umum bermasalah seperti Novanto.
"Adanya dukungan Jokowi di Munaslub, mungkin saja, tapi kecil kemungkinan jika Jokowi mendukung salah satu calon yang bermasalah seperti salah satu caketum yang mencatut namanya dalam salah satu kasus, " ujar Hendro kepada Liputan6.com, Kamis, (12/5/2016).
Menurutnya, ada dua kerugian bila Jokowi mendukung calon ketua yang bermasalah di mata publik.
Kerugian pertama, dilihat dari sisi pencitraan. "Karena dia dikatakan telah keluar dari garis politiknya yang pro-rakyat, sederhana dan bersih. Bila ia mendukung calon yang selama ini berlawanan dengannya, maka citra Jokowi pun akan menurun dan publik meragukan komitmen Jokowi," kata dia.
Kedua, jika caketum yang bermasalah terpilih, maka kemungkinan besar akan mempengaruhi suara Golkar dan juga jumlah simpatisanya.
Baca Juga
"Jika partai ini jadi kecil maka dukungan partai ini tidak signifikan bagi Jokowi untuk 2019, " ujar dia.
Sebaliknya, Hendro menjelaskan jika Jokowi mendukung calon tidak bermasalah dia akan untung dua kali. Pertama, pemerintahannya akan berjalan baik dan bersih.
"Kedua, kendaraan politiknya untuk maju di pilpres 2019 telah siap. Apalagi dari masing-masing calon ketua umum sudah menyatakan siap bergabung menjadi partai pemerintah," ucap dia.
Kendati demikian, Hendro tetap meyakini Jokowi akan tetap bersikap netral di mata publik, walaupun kemungkinan ada calon ketua umum yang didukung olehnya.
"Bisa jadi salah satu opsi. Tapi saya yakin, presiden dalam hal ini Jokowi, akan menempatkan dirinya di tempat yang netral. Saya yakin Jokowi, sosok yang cerdas yang tidak akan salah dalam mengambil keputusan dalam hal ini, " kata Hendro.
Sementara, Hendro mengatakan visi dan misi seluruh caketum Golkar hampir seluruhnya sama, yakni menjadi bagian dari partai pendukung pemerintah.
"Jadi saya rasa pandangan dari pak Jokowi bukan hanya visi dan misi saja. Tetapi, bagaimana latar belakang dan track record dari para caketum. Jokowi sudah dapat melihat siapa yang selama ini telah bekerjasama dengannya yang tidak pernah membawa dirinya berada pada posisi sulit seperti pada kasus Freeport, " tandas Hendro.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya menegaskan, Jokowi tidak pernah mendukung salah satu caketum Golkar."Presiden sangat marah akibat dikatakan begitu. Jadi itu sama sekali tidak benar," tegas JK.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku sudah berbicara empat mata dengan Jokowi terkait masalah ini. Pada pembicaraan itu, Jokowi menegaskan tidak berpihak pada calon mana pun.
Advertisement