Peneliti CSIS: Ada Kuda Hitam di Munaslub Golkar

Alasannya, Airlangga dianggap satu-satunya calon ketua umum yang tidak memiliki masalah apa pun, termasuk masalah hukum.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 12 Mei 2016, 23:37 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2016, 23:37 WIB
Hadiri Sosialisasi, Para Balon Ketua Umum Golkar Berkumpul di DPP
Sembilan Kandidat Bakal Calon (Balon) Ketua Umum DPP Partai Golkar bersalaman di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar akan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali pada 14-17 Mei mendatang. Agenda utama adalah pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Ada delapan calon ketua umum yang akan bertarung memperebutkan kursi Golkar 1.

Peneliti senior dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi menilai akan muncul 'kuda hitam' dalam munaslub tersebut. Kuda hitam itu dapat diterima semua kalangan, baik kader lintas kubu dan pemerintah.

"Saya kira akan muncul kuda hitam yang sangat kuat, namanya Airlangga Hartarto. Kader Golkar yang satu ini saya nilai sebagai orang yang paling nyaman di hati Jokowi dan kader Golkar," kata Kristiadi di Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Ia menilai nama Airlangga lebih nyaman di internal atau eksternal partai. Alasannya, Airlangga dianggap satu-satunya calon ketua umum yang tidak memiliki masalah apa pun, termasuk masalah hukum.

"Kita semua tahu ada pertarungan antara dua calon yang sangat keras, yakni antara Akom (Ade Komarudin) dan Setya Novanto. Maka akan keluar unsur patron yang baru menjadi pemenang dalam munaslub yakni Airlangga," ujar Kristiadi.

Menurut dia, pertarungan kedua kubu itu akan menimbulkan gesekan hebat yang membuat kader partai tidak nyaman. Pada akhirnya, kader akan memilih calon lain yang lebih baik dan diterima oleh kader dari dua kubu tersebut.

"Ketika keduanya sedang bertarung masing-masing memiliki pasukan dan jaringan. Pertarungan itu akan membuat jenuh lapisan bawah dan beralih kepada orang yang diterima semua pihak dan menjadi pemersatu diantara mereka," jelas Kristiadi.

Belum lagi, ucap dia, pemerintahan Jokowi tentunya akan merasa berkepentingan dengan keberadaan Golkar. Pemerintah ingin kestabilan sehingga pembangunan bisa berjalan lancar.

"Negara atau pemerintah sekarang ini berkepentingan agar semua agenda pemerintah berjalan dengan lancar. Airlangga bisa jadi jawaban bagi pemerintah," tegas Kristiadi.

Hasil Survei Caketum

Sebelumnya Lembaga Survey & Polling Indonesia (SPIN) yang bekerja sama dengan Golkarnews.com melakukan riset telepolling terkait beberapa nama calon Ketua Umum Partai Golkar yang tengah aktif berkeliling mengunjungi berbagai daerah sebagai pemegang hak suara Partai Golkar.

 

Hasilnya, nama Airlangga Hartarto (18,1 persen) mengungguli beberapa nama populer lainnya seperti Ade Komarudin (17,4 persen), Mahyudin (16,9 persen), Idrus Marham (15,5 persen), Azis Syamsudin (14,7 persen), Priyo Budi Santoso (12,6 persen) dan Setya Novanto (4,8 persen).

Direktur Eksekutif SPIN Igor Dirgantara mengatakan, riset ini fokus menanyakan kepada responden terkait siapa figur caketum Partai Golkar yang dianggap paling punya integritas di mata publik dengan mempertimbangkan prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT).

"Riset dilakukan, dalam rangka menyambut pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar yang akan digelar di Nusa Dua Bali, 14-17 Mei mendatang dengan agenda utama pemilihan ketua umum," kata Igor.

Riset dilakukan dengan cara telepolling dengan mengambil 500 responden secara acak dari buku telepon antara 25-30 April 2016 di 10 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Samarinda, Menado, Kendari, Kupang, dan Bali).

"Dengan tingkat kesalahan plus minus 4,5 persen, riset ini tidak mewakili populasi secara keseluruhan, namun bisa menggambarkan potret keinginan publik kelas menengah perkotaan yang memiliki telepon," ujar Igor.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya