JK: Berbahaya Kalau Voting Ketum Golkar Dilakukan Terbuka

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK merayakan hari ulang tahunnya yang ke-74 di rumah dinasnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Mei 2016, 14:35 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2016, 14:35 WIB
Jusuf Kalla
Wapres Jusuf Kalla atau JK. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Sementara Munaslub Partai Golkar masih digelar di Bali, Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK merayakan hari ulang tahunnya yang ke-74 di rumah dinasnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

JK pun menyatakan pendapatnya soal mekanisme pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Menurut dia, pemilihan ketum harus dilakukan secara tertutup.

"Sebenarnya sudah aturan kalau masalah orang ya harus tertutup," kata JK di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/5/2016).

JK berpendapat, dengan voting tertutup maka kesatuan Partai Golkar akan tetap terjaga. Pasalnya, jika bersifat terbuka, dapat menimbulkan polemik dan kesenjangan antar-anggota partai.

"Apabila terbuka, nanti di masa yang akan datang akan menimbulkan poros. Menimbulkan nanti kawan dan lawan terus-menerus," tutur orang nomor 2 di Indonesia itu.

Bagi JK, yang terpenting dari Munaslub Golkar adalah hasil akhir yang nantinya didapat. Para anggota dan kandidat ketua umum Partai Beringin tidak perlu saling mengetahui yang memilih dan yang dipilih.

"Yang paling penting ya hasil akhirnya. Yang paling baik yang bersifat tertutup. Berbahaya kalau terbuka," pungkas JK.

Dalam ajang Munaslub Golkar yang diadakan di Nusa Dua, Bali, ada 8 nama yang bertarung memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar. Mereka adalah Ade Komarudin nomor urut 1, Setya Novanto nomor urut 2, Airlangga Hartarto nomor 3, Mahyudin nomor 4.

Lalu, Priyo Budi Santoso nomor 5, Aziz Syamsuddin nomor 6, Indra Bambang Utoyo nomor 7, dan Syahrul Yasin Limpo nomor 8.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya