Bung Karno Terima 25 Doktor Honoris Causa Semasa Hidupnya

Bung Karno juga dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Sejarah dari Universitas Padjadjaran.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 25 Mei 2016, 11:42 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2016, 11:42 WIB
Tersulut Ucapan Sang Jurkam
Sukarno (Istimewa)

Liputan6.com, Bandung - Presiden Pertama RI Sukarno ternyata mendapat 25 gelar Doktor Honoris Causa semasa hidupnya. Hal ini dikatakan Megawati Soekarnoputri saat mendapat gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Padjajaran, Bandung.

"Di tempat ini pula pada 23 Desember 1964, Bung Karno juga dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Sejarah dari Universitas Padjadjaran. Gelar Honoris Causa yang ke 25 beliau dapat, saya masih kalan dengan beliau," ujar Megawati di Universitas Padjajaran, Bandung, Rabu (25/5/2016).

Sejarah, kata Megawati, sangat penting bagi perjalanan suatu bangsa. Kalimat yang paling terkenal dari Bung Karno adalah "Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!".

Pada saat menerima gelar Doktor Honoris Causa tersebut, dalam orasi ilmiahnya, kata Megawati, Bung Karno mengutip pemikiran sejarawan lnggris. Sir John Seeley, penulis buku "The Expansion of England.


Kutipan buku itu adalah "...kita harus mempelajari sejarah agar supaya kita bijaksana lebih dahulu. Agar supaya kita tahu ke mana kita harus berjalan. Orang yang tidak mempelajari atau mengambil pelajaran dari sejarah, sebetulnya orang yang tidak bijaksana, orang yang tidak mengetahui. orang yang tidak mengetahui arah, orang yang tidak mengetahui tujuan."

Sehingga, Megawati berpesan kepada kaum muda agar tak menganggap sejarah adalah barang rongsokan. Dia yakin 2019 mendatang banyak generasi baru, termasuk dalam ranah politik.

"Tidak dapat saya bayangkan dampaknya, apabila generasi muda yang menjadi penentu masa depan bangsa adalah generasi muda yang ahistoris," ujar Mega.

Bagi Ketua Umum PDIP itu, sejarah adalah harta karun yang sangat berharga. Menjadi pekerjaan rumah untuk terus melakukan penggalian kebenaran sejarah bangsa.

Mempelajari sejarah, kata Megawati, bukan berarti sekedar mengingat peristiwa atau periodisasi dalam sejarah. Tapi mempelajari sejarah adalah memahami tentang pemikiran, nilai, keyakinan dan keseluruhan dialektika yang terjadi di setiap peristiwa penting di masa lalu atas dasar kebenaran sejarah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya