Liputan6.com, Jakarta - PKI akan bangkit. Peringatan ini diserukan oleh Mayjen TNI Purn Kivlan Zein agar masyarakat waspada. Pernyataan Kivlan ini bukan tanpa dasar, dia mengaku memiliki data yang dapat meyakinkan masyarakat jika partai berlambang palu arit itu mulai menggeliat.
"Rancangan mereka paling maksimal tahun 2017 akan bangkit. Deklarasikan ketika negara meminta maaf pada mereka karena mereka tidak bersalah," kata Kivlan, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu 1 Juni 2016.
Kivlan menyebut, saat ini PKI dipimpin pria bernama Wahyu Setiaji. Lalu, siapakah sosok tersebut? Sayangnya, mantan Panglima Kostrad itu tidak menjelaskan lebih detail.
Tidak hanya itu, Kivlan juga menyampaikan, markas pusat PKI yang ia maksud tidak lagi berada di lokasi-lokasi senyap. Namun, mereka kini berkantor di tengah perkotaan, tepatnya di wilayah Jakarta Timur, tidak jauh dari kantor pusat Nahdlatul Ulama (NU).
"Ingat, kantor PKI yang ada di samping Hotel Acacia, Jalan Matraman sudah mulai direnovasi seolah-olah dikatakan itu kantor milik PT. Itu mereka akan bangkit, di situlah PKI. Di depan itu indikasi kalau mereka sudah bangun," dia menerangkan.
Melihat tanda-tanda tersebut, Kivlan pun meminta agar masyarakat siap berperang melawan PKI. Menurut dia, langkah preventif harus dilakukan sebelum PKI lebih kuat dan mengancam negara.
"Kita siap perang. Kalau PKI bangkit, kita pukul. Tidak akan lagi kita seperti tahun 1948 dan 1965. Tangkap mereka yang ngomong dan pakai logo PKI. Gerebek saja," kata dia.
Kivlan juga meminta agar ada peran aktif dari Front Pembela Indonesia (FPI) dan ormas bela negara lainnya untuk mendeteksi gerak-gerik PKI. Bila ketahuan, segera ditindak dan diserahkan pada polisi.
"Sifat PKI itu teror, fitnah, memutar balik fakta. Itu hasil kongres mereka pada 2010," Kivlan menandaskan.
Tanda-tanda Kebangkitan PKI
Saat ini terdapat indikasi-indikasi kebangkitan PKI. Hal itu terjadi sejak masa reformasi atau setelah 1998.
Misalnya, setelah reformasi materi pengkhianatan PKI telah dihapuskan dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Kemudian, tidak ada lagi pemutaran film G30S/PKI di seluruh stasiun televisi.
Indikasi itu, dinyatakan oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
"Kurikulum penting, membentuk ideologi bangsa. Jadi jangan kaget, anak-anak kita umur 27 tahun ke bawah tidak tahu PKI dan bangga pakai kaos gambar palu arit karena ketidaktahuannya," tutur dia.
Advertisement
Rizieq juga menambahkan, di berbagai media, ditulis PKI sebagai korban. "Saya sedih, kecewa, dan marah, ada media katakan PKI hanya korban. Kalau gitu, berarti NU, Muhammadiyah, Banser, dan pemerintah penjahatnya?" ujar Rizieq.
Masyarakat pun resah dengan isu kebangkitan PKI ini. Para mantan pejuang pun siap kembali berjuang di sisa tenaganya dengan meneriakkan bahaya kebangkitan PKI di depan Istana Kepresidenan pada Jumat 3 Juni 2016.
"Purnawirawan ini sudah tua-tua, jadi paling jumlahnya ratusan," kata penggagas Simposium Anti PKI Letjen TNI Purn Kiki Syahnakri.
Kiki menuturkan, para purnawirawan siap berjuang sekali lagi demi negara. Meski fisik sudah tidak lagi mendukung, mereka siap mengorbankan jiwa raga agar PKI tidak bangkit kembali.
"Kalau kehujanan sedikit kerokan, kalau untuk urusan begini, jangankan kerokan, mati juga siap kita," Kiki menegaskan.
Sementara itu, pemimpin organisasi massa FPI Habib Rizieq Shihab menambahkan, sebelum aksi demo digelar mereka lebih dulu berkumpul di Masjid Istiqlal untuk Salat Jumat. Untuk aksi tersebut, FPI akan mengerahkan kekuatan maksimal agar menjadi perhatian serius pemerintah.
"Kami akan turunkan laskar-laskar FPI dari Jabodetabek secara all out untuk mendukung apel siaga tersebut. Apel siaga untuk meningkatkan kewaspadaan daripada ancaman kebangkitan PKI, dan ini bukan bentuk komunis-phobia atau paranoid," Rizieq menandaskan.
Tanda-tanda bangkitnya PKI ini juga diakui oleh mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. Menurut dia simbol-simbol partai palu arit yang bertebaran di Tanah Air itu jangan dianggap remeh.
"Ada yang bilang soal kaus itu musiman dan hobi anak muda. Jangan merendahkan, mereka (PKI) taktiknya luar biasa," tegas Try.
Lambang Palu Arit Bertebaran
Polisi pun kini tengah gencar menangkapi orang-orang beratribut palu arit. Serta pedagang yang memperjualbelikan kaos berlambang PKI itu. Namun agar tak gaduh, Kepala Polisi Jenderal Badrodin Haiti menghimbau anak buahnya agar tak melakukan razia.
"Silakan melakukan penegakan hukum sesuai dengan Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966 dan Nomor 27 Tahun 1999, ada guidence-nya di situ. Jangan melakukan razia, utamakan penyelidikan untuk menetapkan itu merupakan ajaran atau paham komunisme (atau bukan)," imbau Badrodin.
Jenderal bintang 4 ini pun meminta anggotanya untuk melibatkan saksi ahli jika memproses temuan pelanggaran Tap MPRS tersebut. Ia menegaskan, aparat penegak hukum tak akan memaklumi bila terjadi aksi main hakim atau anarkisme kelompok massa terhadap warga atau kegiatan yang berkonten PKI atau komunisme.
"Periksa saksi ahli (jika ada yang terjerat proses hukum), kemudian kita juga tidak menoleransi adanya masyarakat atau kelompok yang main hakim sendiri," tutur Badrodin.
Pemerintah Membantah
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan PKI tidak akan bangkit lagi.
"Ya enggak ada, kan kami mata kuping di mana-mana," kata Luhut.
Politikus Partai Golkar ini pun enggan menanggapi berkelanjutan soal isu PKI yang kian berkembang. Sebab menurutnya, sebagai pemangku kepentingan pihaknya tidak menemukan adanya cikal bakal kembali berdirinya partai berlambang palu arit tersebut.
"Tanya saja ke yang bersangkutan (Kivlan Zen), saya belum pernah dapat info soal itu," ujar dia.
Namun demikian, Luhut mengaku senang Kivlan Zen menyatakan jika kader-kader PKI mulai bermunculan untuk kembali eksis di Indonesia, meskipun pihaknya memastikan kabar tersebut tidak benar.
"Saya senang dia jadi pengumpul kita bisa dapat informasi soal itu," Luhut menandaskan.
Sementara, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly menekankan sudah tidak ada lagi partai berlambang palu arit tersebut di Tanah Air.
"Mana ada lagi PKI sekarang," kata Yasonna.
Menteri asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyatakan, Badan Intelijen Negara (BIN) pasti sudah bertindak jika benar PKI kembali muncul di Indonesia.
"Kalau ada informasi dihidupkan (PKI), so far, intelijen aja, BIN bilang tidak ada apa-apa kok. Kalau ada yang begitu, BIN sudah pasti lebih tahulah," dia menegaskan.
Oleh karena itu, Yasonna mengimbau kepada Kivlan Zen jika mengetahui hal-hal seperti gerakan yang dilarang oleh negara, maka sampaikan kepada pemerintah langsung dan tidak membuat gaduh.
"Ya sampaikan saja ke pemerintah. Kita artinya, serahkan saja. Kan pemerintah punya alat untuk itu," Yasonna menandaskan.
Advertisement