Menag Lukman Hakim: Metode Hisab dan Rukyat Saling Melengkapi

Menteri Agama mengupas seluk-beluk mengenai metode yang digunakan pemerintah untuk menentukan awal Ramadan.

oleh Anri SyaifulFarhannisa Nasution diperbarui 06 Jun 2016, 14:35 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 14:35 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Menteri Agama mengupas seluk-beluk mengenai metode yang digunakan pemerintah untuk menentukan awal Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) telah mengumumkan awal Ramadan 1437 Hijriah atau 2016 M jatuh pada Senin 6 Juni 2016. Penetapan awal puasa bagi umat Islam ini berdasarkan hasil sidang isbat.

"Maka atas dasar perhitungan hisab dan laporan, maka seluruh peserta isbat menyepakati pada malam hari ini kita sudah masuk Ramadan, maka secara mufakat bahwa puasa 1 Ramadan 1437 H akan dimulai besok hari, Senin 6 Juni 2016," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat jumpa pers di Gedung Kemenag, Jakarta, Minggu 5 Juni 2016 malam.

Sidang isbat yang digelar secara tertutup itu dihadiri Ketua Umum MUI Maruf Amin, para ulama, pimpinan ormas Islam, dan pakar ilmu falak. Mereka sejak Minggu sore telah membahas tentang hasil pantauan hilal di sejumlah daerah di Indonesia hingga menyepakati putusan tersebut.

Beberapa hari sebelum sidang isbat, Liputan6.com berkesempatan mewancarai Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Saat wawancara di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, ia pun memaparkan mengenai rencana sidang isbat dan seluk-beluk mengenai metode yang digunakan pemerintah untuk menentukan awal Ramadan.

"Saya pikir (pemerintah) akan terus menggunakan (metode hisab dan rukyat) ini. Karena tentu pada akhirnya berpulang kepada para ulama. Tetapi sejauh yang saya ikuti, memang inilah sikap ulama bagaimana menentukan 1 Ramadan, 1 Syawal. Yaitu dengan mengombinasikan keduanya, sehingga antara satu dan lainnya bisa saling melengkapi," ujar Lukman Hakim.

Selain itu, Menteri Agama berpesan agar semua umat menghormati bulan suci Ramadan. "Saya berharap semua, bukan hanya umat muslim yang menjalaninya, tapi juga seluruh umat beragama, betul-betul bisa secara bersama-sama menjaga kesucian bulan Ramadan ini."

Caranya, imbuh Lukman Hakim, dengan cara saling menghormati dan bertoleransi.

"Jadi bagi yang puasa, mudah-mudahan punya kesadaran bahwa tidak semua saudara sebangsa sedang berpuasa. Sehingga juga mereka yang tidak berpuasa ada hak-hak yang harus dipenuhi. Dan tentu sebaliknya, bagi yang tidak berpuasa bisa menghormati yang sedang berpuasa karena mayoritas bangsa ini sedang menjalani puasa di bulan Ramadan," Lukman memaparkan.

Dan, bagaimana pula dengan persiapan Kemenag dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini? Simak selengkapnya wawancara khusus Liputan6.com dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang dipandu Farhannisa Nasution berikut ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya