Gelombang Tinggi Rusak Ratusan Bangunan di Pesisir Jawa

Menurut BNPB, daerah pesisir di selatan Jawa mengalami dampak lebih parah daripada utara.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 09 Jun 2016, 11:55 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2016, 11:55 WIB
20160609-BNPB-jakarta-gelombang tinggi 2
Gelombang tinggi menghantam 24 wilayah di pesisir Pulau Jawa. (Dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang tinggi dan pasang laut menerjang 24 wilayah di pesisir Pulau Jawa. Akibatnya, ratusan bangunan rusak.

"Sesuai prediksi BMKG, gelombang tinggi dan pasang laut naik pada Kamis maka kejadian banjir rob dan gelombang pasang telah menimpa di beberapa wilayah di Indonesia," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis (8/6/2016).

Berdasarkan data BNPB, ada 24 kabupaten/kota yang mengalami banjir rob dan gelombang pasang. Ratusan bangunan meliputi rumah, gazebo, warung, talud pantai (penahan gelombang) dan bangunan di pantai mengalami kerusakan.

Daerah yang mengalami banjir rob dan gelombang pasang tersebut adalah Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Pekalongan, Purworejo, Wonogiri, Semarang, Pacitan, Banyuwangi, Jember, Trenggalek, Malang, Tulungagung, Lumajang, Gresik, Tuban, Surabaya, Pemekasan, Probolinggo, dan Jakarta.

Menurut dia, daerah pesisir di selatan Jawa mengalami dampak lebih parah daripada utara. Daerah yang parah mengelami kerusakan adalah daerah di pesisir selatan Yogyakarta.

Sekitar 15 kawasan wisata pantai di Yogyakarta, rusak. Sementara di kawasan wisata pantai di Gunung Kidul terdapat 101 gazebo rusak, 21 warung rusak, 3 bangunan SAR rusak dan beberapa talud. Sedangkan di Kulon Progo kerusakan meliputi 54 warung, 7 perahu, 5 tambak udang dan beberapa bangunan wisata. Kerusakan di Bantul meliputi 30 warung, perahu dan posko.

Hal serupa terjadi di Pantai Karangrejo dan Pantai Boom di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Sebanyak 73 rumah rusak terkena gelombang di kawasan tersebut.

Penyebab fenomena gelombang tinggi adalah pengaruh astronomi. Saat ini bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus. Hal tersebut mengakibatkan naiknya tinggi muka laut.

Peristiwa kali ini bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut sebesar 15-20 cm.

Gelombang tinggi juga diperkuat oleh adanya penjalaran alun (swell) yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya