Liputan6.com, Jakarta - Pengajuan Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai polemik. Banyak menolaknya, lantaran dianggap terlalu muda. Namun, banyak pula yang mendukung.
Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai Tito merupakan tokoh yang paling mumpuni memimpin korps baju coklat itu. Tito dianggap mampu mereformasi Polri. Terlebih persoalan pemberantasan korupsi. Baik dalam ataupun di luar Polri dengan bersinergi bersama KPK.
"Figur Tito dianggap paling mungkin untuk memberantas korupsi dan ke arah Polri yang profesional. Sekaligus membuat tradisi baru yang bisa membuat polisi yang tadinya agak lambat menjadi cepat," kata Ray Rangkuti di Tebet, Jakarta, Minggu (19/6/2016).
Menurut dia, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan terkait tradisi senior atau angkatan tua untuk bisa duduk di kursi Kapolri.
Dia juga menilai Presiden Jokowi ingin menegaskan Kapolri harus jauh dari intervensi dan kepentingan politik. Budaya baru ini membuat persaingan untuk memperoleh jabatan sebagai Kapolri menjadi lebih sehat. Bukan karena senioritas atau kepentingan politik.
"Itu senioritas, angkatan dan membuat polisi termanjakan. Jadi satu segi lain cara jokowi menunjuk Tito justru bagian keinginan proses profesional. Dan bukan lagi urusan senior atau politik meski angkatannya jauh di bawah," beber Ray.
Menurut Ray, proses ini perlu dikedepankan dan diterapkan dan Polri punya tradisi kompetisi yang sehat.
Advertisement