Megawati Prihatin Kasus Kejahatan Seksual Anak dan Perempuan

Mantan Presiden RI ke-5 ini menambahkan, keluarga merupakan sel utama yang paling menentukan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 23 Jun 2016, 04:27 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2016, 04:27 WIB
Megawati Soekarnoputri
Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode 23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku prihatin dengan maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak dan perempuan belakangan ini.

"Saya ini sekarang bukan hanya ketum partai saja, tapi seringkali memberi ceramah, diskusi, dan sebagainya soal kekerasan seksual pada anak. Lha saya lalu berpikir, kenapa saya tidak bicara di  lingkungan organisasi yang saya ketumnya," ujar Mega usai acara buka puasa bersama dengan Menko PMK Puan Maharani di Jalan Denpasar Raya, Jakarta, Rabu 22 Juni 2016.

Ia menegaskan salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kekerasan seksual.

"ketika presiden mengeluarkan perppu kebiri, itu kan pro kontra terus menerus. Nah yang saya tanya itu bagaimana sih kebiri itu sampai IDI (Ikatan Dokter Indonesia) saja begitu, menolak," ujar Mega.

Mantan Presiden RI ini menambahkan, keluarga merupakan sel utama yang paling menentukan. Tak terkecuali untuk membentengi anak soal bahaya narkoba. Jangan sampai anak-anak terlibat barang haram itu.

"Ketika saya melihat anak-anak muda kita bergelimpangan dibuang oleh keluarganya sendiri (karena pakai narkoba), itu kan aneh. Kenapa ibunya bisa sampai enggak tau," papar Mega.

Buka Puasa Bersama

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengadakan buka puasa bersama anggota Fraksi PDIP di rumah dinas menteri di Jalan Denpasar Raya, Jakarta Selatan. Megawati Soekarnoputri pun terlihat hadir. 

Puan mengaku ini merupakan acara fraksi yang pertama kali diadakan.

"Ini pertemuan pertama sejak bapak ibu dilantik (jadi anggota DPR) apalagi yang bersama keluarga juga," ungkap Puan, Jakarta, Rabu 22 Juni 2016.

Acara ini, kata dia, sekaligus syukuran anggota DPR Pergantian Antar Waktu (PAW). Mereka adalah Eva Kusuma Sundari menggantikan Seskab Pramono Anung, Tuti Nusandari Roosdiono menggantikan Mendagri Tjahjo Kumolo, dan Alfia Reziani menggantikan Menko PMK Puan Maharani.

"Saya harap anggota DPR PAW bisa meneruskan kita di parlemen karena semuanya jadi keluarga baru, keluarga besar PDI Perjuangan. Kami harapkan 107 dari 109 anggota, ada 2 yang belum selesai masalahnya, dan 107 anggota ini bukan suatu angka yang kcil. Kita fraksi terbesar di DPR," papar Puan.

Dia pun berharap agar ke depannya fraksi PDI Perjuangan lebih solid dengan bersinergi dan bekerja untuk partai ini.

"Saya akui fraksi kita fraksi yang kuat di DPR untuk bernegosiasi, bahkan mempertahankan kebijakan-kebijakan politik. Saya lihat memang ada naik turun, namun ke depannya solidaritas di antara kita makin mengkristal," ujar Puan.

Puan menambahkan ke depannya PDI Perjuangan akan lebih sering mengadakan acara yang melibatkan anggota keluarga.

"Supaya bisa membangun dan memperkuat Fraksi PDI Perjuangan," ucap Puan.

Megawati juga membenarkan kalau ini merupakan pertama Fraksi PDI Perjuangan berkumpul bersama dengan anggota keluarganya. Ia bahkan sempat bercanda kalau dirinya 'numpang' buka puasa pada acara tersebut.

"Pada hari ini karena saya sebagai Ketum PDI Perjuangan, saya sebagai tuan rumah atau numpang karena untuk buka puasa hari ini di rumah Menko Puan, anak saya, dia bilang 'Mah ikut aja, numpang makan'," canda Mega.

"Saya terima kasih atas kedatangan semua keluarga besar PDI Perjuangan ini. Kesempatan yang baik ini kita saling bersilaturahmi untuk juga membawa istri dan anak-anaknya bahkan cucunya," tutup Mega.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya