Jakarta Mulai Ditinggal Sebagian Penghuninya

Perlahan Jakarta lengang. Satu per satu penghuningan meninggalkan Ibu Kota. Sebagian menyebutnya 'Tak Normal'.

oleh Moch Harun SyahPramita TristiawatiOscar FerriAudrey Santoso diperbarui 03 Jul 2016, 00:05 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2016, 00:05 WIB
20160602-Jalur Mudik di Lamaran Karawang, Macet Parah-Jawa Barat
Pengendara sepeda motor terjebak kemacetan di jalan Lamaran, Karawang, Sabtu (2/7). Kemacetan tersebut terjadi akibat pemisahan jalur antara roda dua dengan roda empat untuk mengantisipasi jalur mudik Pantura. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak terdengar perang klakson di jalanan Jakarta akhir pekan ini. Pemandangan kendaraan yang mengular pun perlahan hilang. Tiap perempatan lampu merah tidak terlihat berderet kendaraan berbagai merek. Jakarta mulai ditinggalkan sebagian penghuninya jelang lebaran H-4.

Memang, pemandangan seperti ini hanya dapat dinikmati satu tahun sekali. Jakarta mendadak menjadi kota 'ramah'. Tidak ada bising atau deru kendaraan yang memadati jalananan setiap musim mudik tiba. Bahkan, ada yang mengistilahkan, "Jakarta Tidak Normal."

Bagi sebagian orang, mudik layaknya sebuah 'ritual'. Dapat pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga di hari raya, bak obat pelepas penat rutinitas Ibu Kota. Beragam moda transportasi digunakan para pemudik untuk menjangkau tempat tujuan mereka; motor, mobil, kereta api, pesawat terbang, dan kapal laut.

Berbagai daya dan upaya disiapkan oleh pemerintah untuk melayani para pemudik. Mulai dari pengamanan oleh kepolisian sampai dengan kesiapan moda transportasi oleh Kementerian Perhubungan. Ditambah perbantuan beberapa elemen masyarakat yang menjadi sukarela pelayan para pemudik. Bahkan para pejabat Kemeterian Perhubungan 'haram' hukumnya untuk cuti sepanjang musim mudik kali ini.


Jalan Thamrin yang mulai sepi jelang lebaran. (Liputan6.com/Delvira)

"Jadi tidak ada lagi posko di belakang meja, tapi di lapangan. Karena itu seluruh pejabat eselon I sampai IV, wajib di lapangan, tidak diijinkan mengambil cuti," ujar Staf Khusus Kemenhub Bidang Keterbukaan Informasi Publik, Hadi Djurait, Hadi di kantor Kemenkominfo, Jakarta, Jumat 1 Juli 2016.

Sementara Polri menyiapkan 158 ribu personelnya guna melayani para pemudik. Operasi tahun ini sendiri diberi nama lain dari operasi sebelumnya, Operasi Ramadniya 2016. Ribuan personel tersebut dibagi ke dalam beberapa fungsi, diantaranya lalu lintas dan pengamanan.

Bagi pemudik yang menggunakan motor, polisi nantinya akan memaksa mereka untuk berhenti. "Kita memaksa berhenti sebentar untuk senam dan streching biar fresh (segar) lagi. Tidak ada penindakan," kata Kakorlantas Polri, Irjen Agung Budi Maryoto, di check point Ciasem, Subang, Jawa Barat.

Menurut dia, motor tidk didesain untuk menempuh jarak jauh. Sementara pemotor paling banter kuat berkendara hingga 50 kilometer.

Cipali Jadi Primadona

20160702-Volume Kendaraan Meningkat, Kemacetan Mulai Terjadi di Nagreg-Jawa Barat
Kondisi arus lalu lintas di jalur lingkar Nagrek, Jawa Barat, Sabtu (2/7). Meningkatnya volume kendaraan dari Jakarta dan sekitar menjadi penyebab kemacetan di jalur yang rutin dilintasi pemudik setiap tahunnya tersebut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sejak dibuka tahun 2015 lalu, keberadaan Tol Cipali (Cikampek-Palimanan) menjadi idola para pemudik. Tak ayal, kenaikan mencapai 500 persen terjadi di H-5 lebaran.

PT Lintas Marga Sedaya (LMS) mencatat sebanyak 58.800 kendaraan pribadi maupun angkutan penumpang dari arah Cikampek, tercatat masuk Tol Cipali sejak tanggal 1 Juli pukul 6 pagi hingga 2 Juli 2016 pukul 6 pagi. Tercatat ada kenaikan volume kendaraan sebesar 25 persen dibanding hari sebelumnya atau H-6 Idul Fitri.

"Lalin (lalu lintas) Palimanan pada H-5, kendaraan yang melintas di Tol Cipali arah Jakarta ke Cirebon dan keluar dari Gerbang Tol Palimanan sebanyak 58.800 kendaraan perhari. Angka ini naik 25% dari hari sebelumnya yang tercatat 47.003 kendaraan perhari," ujar Wakil Direktur PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Hudaya Arriyanto, Sabtu 2 Juli 2016, dalam keterangan tertulisnya.

Hudaya mengatakan, sehari-hari volume kendaraan yang melintas di Tol Cipali arah Jakarta berkisar 12.000 perhari. Berarti jumlah kendaraan pada H-5 ini meningkat 5 kali lipat, dari kondisi hari-hari biasa.

Sepeda motor melintas di kawasan Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat,  sudah mulai ramai namun masih lancar, Jumat (1/7). Simpang Jomin saat musim mudik tidak sepadat biasanya dikarenakan adanya Tol Cipali. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

"Angka ini lebih tinggi dari volume tertinggi tahun lalu yang masih 53.420 kendaraan/hari."

Meski volume kendaraan mengalami fluktuasi hingga 500%, namun pihak pengelola Tol Cipali belum melakukan rekayasa lalu lintas seperti membuang arus ke jalur arteri. Hudaya berujar strategi pengalihan lalu lintas Jakarta - Cirebon akan diberlakukan jika arus kendaraan mengalami stuck di ruas Tol Sumber Jaya.

Sementara itu, di Stasiun Pasar Senen, terhitung sejak pagi tadi 11.905 pemudik sudah diberangkatkan. Belasan ribu penumpang tersebut berangkat dengan 16 kereta api.

Total, Stasiun Pasar Senen sudah memberangkatkan ‎188.065 penumpang sejak 24 Juni 2016 (H-12) sampai pukul 12.30 WIB, Sabtu (2/7/2016).

‎"Sudah 16 kereta api berangkat. 11 kereta api reguler dan lima kereta api tambahan Lebaran. Tujuan Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur," ucap Vice President Corporate Communication PT KAI , Agus Komarudin, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.

Menurut dia, dalam sehari, ada 26 kereta api reguler dan enam kereta api tambahan Lebaran yang diberangkat. Total, ada 32 keberangkatan kereta api dalam sehari.

"Nanti kereta api terakhir berangkat 23.45 WIB," ucap Agus.

Dia mengungkapkan jumlah rata-rata penumpang mencapai sekitar 23 ribu‎ orang per hari. Dia mencontohkan jumlah penumpang pada H-5 atau Jumat 1 Juli 2016. Pada 32 keberangkatan kereta api, jumlah penumpang mencapai 23.329 orang.

Sementara pada H-6 atau Kamis 30 Juni 2016 jumlah penumpang 23.257 orang, dan H-7 atau Rabu 29 Juni 2016 jumlah penumpang 23.354 orang.

Lonjakan di Bandara Soetta

Kepadatan Pemudik Bandara Soetta
Peningkatan jumlah pemudik di bandara dan stasiun mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Puncak arus mudik Lebaran 2016 di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, diprediksi terjadi pada hari ini dan besok. Sabtu dini hari, calon penumpang sudah mulai memadati Terminal 1 keberangkatan domestik.

Senior General Manager Bandara Soetta M Suriawan Wakan mengatakan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-4 Lebaran atau hari ini.

"Pada saat itu, arus penumpang di Bandara Soekarno Hatta diprediksi mencapai 185 ribu-190 ribu penumpang per hari," kata Suriawan, Tangerang, Sabtu (2/7/2016).

Menurut dia, peningkatan jumlah penumpang sebenarnya sudah terjadi sejak H-12 Lebaran. Terbukti, lonjakan penumpang sudah 32 persen lebih besar dari data angkutan lebaran tahun lalu.

Sementara pada H-11 Lebaran, lonjakan jumlah penumpang sebesar 13 persen dibandingkan angka angkutan Lebaran tahun lalu.

"Bila dikalkulasikan dalam jumlah penumpang, hingga kini terdapat 85 ribu-167 ribu penumpang per hari yang memadati Bandara Soekarno Hatta," kata Wakan.

Terpantau, di selasar atau depan pintu masuk Terminal 1, para calon penumpang sudah menunggu keberangkatan. Seperti keluarga Sartono (48).

Dia bersama kelima anggota keluarga akan mudik ke Padang dengan jadwal penerbangan pukul 10.30 WIB.

"Sengaja berangkat lebih awal, agar enggak macet di jalan. Khawatirnya kan dari Depok kemari macet karena arus mudik, makanya berangkat dari rumah pagi," kata Sartono kepada Liputan6.com.

Dia pun berharap, penerbangan tidak mengalami keterlambatan. Jadi bisa tepat waktu sampai di kampung halaman.

"Berdoanya sih gitu, saya juga tanya ke teman-teman yang sudah berangkat lebih dulu, kata mereka aman dari keterlambatan. Semoga saja nanti juga gitu," ujar Sartono.

Sementara itu, di kepadatan pemudik juga tempak di Pelabuhan Merak, Banten. Sekitar 270.025 orang telah menyeberang dari pelabuhan Merak, Banten menuju Bakauheni, Lampung.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Danang S Baskoro mengatakan, sejak Kamis, 30 Juni pagi hingga Jumat , 1 Juli terjadi peningkatan lalu lintas pemudik yang hendak menyeberang ke Bakauheni, khususnya penumpang pejalan kaki maupun kendaraan roda empat atau pribadi.

"Penumpang terus mengalir, begitu juga dengan kendaraan. Kami perkirakan, Jumat hingga Minggu akan menjadi puncak arus mudik penyeberangan. Diperkirakan, jumlah penumpang yang akan menyeberang hingga H-1 mendatang sekitar 482.460 orang," kata Danang, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (2/7/2016).

Guna mewaspadai antrean kendaraan, dia menyarankan pemudik untuk menghindari perjalanan malam.

Suasana di jalur masuk Pelabuhan Merak, Banten yang mulai dipadati pemudik (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

"Kami imbau agar melakukan perjalanan siang hari, sehingga dapat terhindar dari antrian atau kemacetan yang biasa terjadi di malam hari. Selain itu, pemudik roda 4 dan sepeda motor juga harus menjaga stamina kesehatan selalu prima hingga tiba dengan selamat di tempat tujuan," katanya.

Dengan tersedianya layanan 28 unit kapal di lintasan Merak-Bakauheni selama 24 jam, pemudik feri tidak perlu khawatir dengan kapasitas angkut yang tersedia. "Apalagi, kami sudah mengoptimalkan pengoperasian kapal-kapal berukuran besar," tuturnya.

Data Posko Merak tanggal 30 Juni 2016 pukul 08.00 WIB sampai dengan tanggal 1 Juli 2016 pukul 08.00 wib,tercatat 27 kapal yang beroperasi telah melayani 97 trip selama 24 jam.

Adapun total penumpang mencapai 72.033 orang. Namun, secara jumlah total penumpang mengalami penurunan 9,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 79.706 orang, yang terdiri dari pejalan kaki 12.421 orang atau turun 8,7 persen dibandingkan tahun lalu 13.604 orang, dan penumpang di atas kendaraan 59.612 orang atau turun 9,8 persen dibandingkan tahun lalu 66.102 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya