Pandangan Nusron Wahid Soal Bom Solo dan Agama

Ketua PBNU Nusron Wahid mengatakan bahwa teroris berkedok agama memang sudah ada.

oleh Muhammad Ali diperbarui 05 Jul 2016, 23:35 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2016, 23:35 WIB
Nusron Wahid
Nusron Wahid (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Mendekati Hari Raya Idulfitri, bom bunuh diri beruntun terjadi di Arab Saudi dan Indonesia. Di Indonesia, pelaku bom bunuh diri sebelum meledakkan bomnya, pelaku sempat mengucap kalimat syahadat.

Ketua PBNU Nusron Wahid mengatakan bahwa teroris berkedok agama memang sudah ada. Maka itu, ia mendorong pemerintah untuk lebih berkonsentrasi mengedukasi masyarakat akan pemahaman Islam yang memang dirahmati oleh Allah.

"Selain di Arab, bom di Solo membuktikan teroris labeling agama itu ada. Buktinya orang bunuh diri dan sebelumnya mengucapkan syahadat. Apa kalau tidak agama? Ini peringatan dini pemerintah untuk serius menanamkan tentang pemahaman nilai-nilai agama Islam yang inklusif dan berbasis 'rahmatan lil alamin'," ujar Nusron di sela-sela kunjungan kerjanya di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (5/7/2016).

Menurut dia, telah terjadi penyimpangan terhadap agama Islam. Hal tersebut berimbas pada kejadian bom bunuh diri belakangan ini.

"Ini ada pemahaman yang salah tentang agama Islam. Yang dipahami sebagian kecil umat Islam Indonesia hanya luarnya saja. Kalau pemerintah tidak bisa menghandel maka akan merusak citra Islam di Indonesia dan berimbas berbahaya bagi masa depan NKRI," jelas Nusron.

Lebih jauh, menurut Nusron pemahaman akan imbalan mati syahid bisa menjadi pemicunya. Karena negara yang memang sudah mempunyai landasan hukum pun dilawannya beratasnamakan agama.

"Modus bom di Solo yang didahului dengan mengucapkan kalimat syahadat, apa motifnya? Pasti menunjukan seakan-akan mati syahid. Ini menandakan ini salah paham. Kita dimusuhi, bahkan negara yang sah ini, apalagi kantor polisi dimusuhi," tegas Nusron.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya