Ahok Tegaskan Tiket Transjakarta Harus Non-Tunai

Ahok mengatakan, bila mesin pengisian saldo e-money di halte-halte Transjakarta sering offline pasti ada unsur kesengajaan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Jul 2016, 17:51 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2016, 17:51 WIB
20160614- Bus Transjakarta Melaju di Tengah Kemacetan Jakarta- Yoppy Renato
Bus Transjakarta melintas dengan lancar di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Selasa (14/6/2016). Untuk menjaga jalur Transjakarta tetap steril, Dishub DKI Jakarta mengerahkan puluhan petugas. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan, tiket bus Transjakarta harus nontunai.

"Kalau dia bayar tunai, itu seharusnya enggak boleh. Itu saya katakan ada peluang permainan," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Rabu (13/7/2016).

Ahok mengatakan, bila mesin pengisian saldo e-money di halte-halte Transjakarta sering offline pasti ada unsur kesengajaan. Apalagi jika ada petugas menawarkan membeli tiket secara tunai.

Dia menegaskan, warga tidak boleh membayar tunai untuk naik bus Transjakarta.

"Kalau kamu naik bus begitu kamu offline, kamu gak boleh terima kontan, kamu mesti cari di luar. Lebih baik gak ada penumpang. Kalau terima kontan hitungannya gimana?" ujar Ahok

Belakangan, Ahok mendapat keluhan banyak mesin pengisian saldo di halte Transjakarta offline. Kemudian petugas yang membolehkan warga membayar tarif Transjakarta secara tunai sebesar Rp 3.500 untuk bisa masuk ke dalam halte.

Padahal, semua warga harus menggunakan transaksi dengan e-money untuk bisa naik bus Transjakarta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya