Istana Kutuk Teror Truk Maut di Prancis

Pramono yakin kejadian itu akan membangkitkan semangat untuk melawan terorisme di dunia internasional.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 15 Jul 2016, 15:26 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 15:26 WIB
20151005- Pramono Anung-Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/10/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Teror kembali melanda Prancis. Kali ini aksi truk maut menyebabkan 84 meninggal dunia dan 100 lainnya terluka. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mewakili Indonesia, mengutuk kejadian tersebut.

"Tentunya pemerintah Indonesia mengecam keras terhadap hal tersebut dan mengutuk tindakan teror terhadap masyarakat yang dilakukan secara kejam dengan menggunakan kendaraan truk, menabrak orang yang sedang merayakan, sehingga korbannya cukup besar," kata Pramono di kantornya, Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Insiden tersebut bukan kecelakaan biasa, karena di dalam truk terdapat granat dan senjata sehingga masuk kategori teror. Pramono yakin kejadian itu akan membangkitkan semangat untuk melawan terorisme di dunia internasional.

"Kami meyakini dunia pasti akan bersatu melawan tindakan terorisme yang seperti ini," tutur dia.

Agar kejadian tersebut tidak terjadi di Indonesia, Presiden Jokowi sudah mengumpulkan para pejabat terkait dan membahas hal ini.

"Kemarin Presiden sudah mengumpulkan Menko Polhukam, Kapolri, Jaksa Agung dan jajaran kepolisian. Terutama untuk kesiapan, agar tidak terjadi hal yang demikian ‎sekarang ini yang dianggap stabilitas politiknya cukup sangat baik," tegas Pramono.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir meminta WNI di Prancis tak lengah akan keamanan diri dan keluarganya.

"Kita terus menyampaikan himbauan, advice kepada WNI untuk terus waspada, jaga keamanan pribadi," sebut pria yang kerap disapa Tata di kantor Kemlu.

Beberapa jam setelah teror 'truk maut' di Prancis, Presiden Francois Hollande menggelar konferensi pers terkait insiden tersebut. Ia menegaskan sikap untuk semakin memerangi teroris setelah teror Paris yang menewaskan 130 orang pada November 2015.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya