Warga Dukung Kampanye Antar Sekolah di Hari Pertama

Pendampingan dari orangtua dirasa perlu dilakukan. Apalagi ketika anak merasa malu dan minder dengan lingkungan barunya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Jul 2016, 15:15 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2016, 15:15 WIB
20160718-Hari Pertama Sekolah, Orangtua Penuhi SDN Manggarai 17 Pagi-Jakarta
Sejumlah orangtua ikut masuk kelas menemani anaknya di SDN Manggarai 17 Pagi, Jakarta, Senin (18/7). Para orangtua terlihat ramai datang ke sekolah mengantar anaknya pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2016/2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganjurkan kepada para orangtua murid untuk mengantar anak di hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang lebaran. Anjuran Kemendikbud ini, dinilai positif oleh sejumlah orangtua murid.

Satu di antaranya adalah Bachtiar, warga Pamulang, Tangerang Selatan. Ia menilai anjuran ini sebagai bentuk motivasi orangtua kepada anaknya untuk berangkat sekolah.

"Apalagi anak usia dini, maksudnya yang masih baru masuk sekolah dasar," kata Bachtiar saat dihubungi Liputan6.com di Jakata, Senin (18/7/2016).

Bachtiar yang turut mengantar anaknya ke sekolah di bilangan Pamulang mengatakan, anaknya cukup antusias berangkat ke sekolah. Apalagi ini hari pertama putranya mengenyam pendidikan di sekolah dasar.

"Awalnya semangat, tapi pas sampai sekolahan, anak nya malu. Enggak mau ditinggal," ucap dia.

Dalam situasi seperti itu, pendampingan dari orangtua menurutnya memang perlu dilakukan. Apalagi ketika anak merasa malu dan minder dengan lingkungan barunya.

"Kita juga membantu dia berkenalan dengan teman-temannya di dalam kelas untuk menguatkan diri dia, supaya dia enggak jadi pemalu lagi. Akhirnya, setelah upacara, dia masuk ke dalam kelas, eh kami (orangtua) yang mengantar malah diusir sama dia. Suruh di depan kelas aja, enggak usah dampingin di dalam kelas," terang Bachtiar.

Lain halnya dengan Pesta Sianturi. Guru SMP Negeri 177, Pesanggrahan, Jakarta Selatan ini rela berangkat dari rumahnya sejak pukul 05.00 WIB pagi untuk mengantar anaknya sekolah di SMA 70, Jakarta.

Ia beralasan, mendampingi anaknya ke sekolah untuk memantau dan mencegah adanya perpeloncoan. Wajar saja, anaknya baru menjadi murid di SMA 70.

"Kita sih orangtua ingin melihat aja, namanya anak baru di sekolah baru. Takutnya diapa-apain gitu," kata Pesta di SMA 70, Jakarta.

Sebagai PNS, Pesta mengaku hanya diberikan waktu hingga pukul 10.00 WIB untuk mengantar anaknya ke sekolah. Tetapi ia diwajibkan lebih dulu datang ke tempatnya bekerja untuk absen dan memberikan tugas bagi murid-muridnya.

"Untung saya guru kelas 12, jadi pas upacara enggak apa-apa kalau enggak ada. Tadi pagi berangkat dari rumah jam 05.00 ke SMPN 177 dulu untuk absen, terus langsung ke sini," Pesta menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya