Kapolri: Jaringan Santoso Tersisa Ali Kalora

Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan dua teroris yang tewas dalam baku tembak di Poso adalah Santoso dan Basri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Jul 2016, 14:43 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 14:43 WIB
20160713-Kapolri-Tito-Karnavian-Jakarta-FF
Mantan Kapolri Badroidin Haiti hadir dalam pelantikan Kapolri Tito Karnavian di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7). Tito Karnavian resmi menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan dua teroris yang tewas dalam baku tembak di Poso adalah Santoso dan Basri. Setelah dua orang itu tewas, kini pimpinan jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tersisa Ali Ahmad alias Kalora.

"Ada Ali Kalora satu lagi. Saya mengenal betul jaringan itu, dari tahun 2005 saya operasi di sana," ujar Tito di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Meski begitu, ia menyatakan Ali Kalora tidak memiliki kepemimpinan seperti Santoso dan Basri. "Yang paling penting Basri dan Santoso. Dia (Ali) tidak memiliki kemampuan, kompetensi, dan leadership seperti Basri dan Santoso," kata Tito.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini menilai jaringan Santoso tidak memiliki kaderisasi yang baik. Ia pun tidak akan menghentikan operasi pemberantasan terorisme di Poso meski Santoso dan Basri telah tewas.

"Selesai ini operasi akan kita jalankan terus sambil operasi-operasi untuk menetralisir pro-kekerasan di sana tetap kita jalankan," ungkap dia.

Terkait dua perempuan yang berhasil kabur usai baku tembak yang menewaskan Santoso dan Basri, Tito menyatakan tidak memiliki pengaruh sama sekali di MIT. "Enggak berpengaruh, sama sekali enggak," Tito menegaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya