Liputan6.com, Jakarta - Dua terpidana mati asal Nigeria, Michael Titus dan Humprey Ejike, menorehkan unek-uneknya pada secarik kertas. Surat itu juga ditandatangani oleh terpidana mati asal Nigeria lainnya Sergei Areski Atlaoui dan juga Seck Osmane yang orangtuanya menetap di negara tersebut.
Mereka ingin curahan hatinya itu didengar oleh dunia. Rohaniwan para terpidana mati asal Nigeria itu, Rina mengatakan surat itu ditulis usai mereka memanjatkan doa.
"Pada saat memimpin doa pagi, saya berbicara dengan mereka. Saya tanya apa sih yang kalian inginkan. Mereka ingin menyuarakan suara mereka ke media internasional," ungkap Rina, di Rumah Duka RS St Carolus Jakarta, Jumat 29 Juli 2016.
Advertisement
Pada tulisan tangan itu, para narapidana mempertanyakan sikap pemerintah Nigeria dan Indonesia.
"Why Indonesia keep killing us like chickens (Kenapa Indonesia membunuh kami seperti ayam)?" tulis mereka dalam surat yang ditujukan untuk seluruh media di dunia itu.
"Unfortunately our government didn't do anything to save us," lanjut mereka.
Selain itu, mereka mempertanyakan hak hukumnya. Sebab, mayoritas dari mereka mengaku belum mengajukan grasi.
"Hampir semua belum mengajukan grasi. Mereka tidak dapat kesempatan untuk mengajukan pengampunan kepada Presiden," kata Rina.
Surat curhatan dengan tulisan tangan ini ditandatangani oleh para narapidana dari Nigeria. Salah satunya adalah Cajetan Uchena Onyeworo Seck Osmane terpidana mati kasus penyalahgunaan narkoba yang telah dieksekusi mati. (Linus Sandi Satya)