Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan, sudah menjadi tugasnya untuk mengadministrasi keadilan sosial. Oleh karena itu, dia sangat kesal mengetahui adanya makam fiktif yang dipesan orang mampu.
Menurut Ahok, apabila dibiarkan, maka hanya orang kaya saja yang dapat menguburkan keluarganya di Jakarta.
"Banyak oknum jual (makam) kayak properti, rumah masa depan. Bayangkan kayak rumah di Jakarta, kalau kamu punya duit pasti pesen sekarang. Tugas kami mengadministrasikan keadilan sosial, masa orang kaya bisa punya kuburan, orang miskin enggak," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Advertisement
Ahok menyarankan, bila orang kaya memesan petak lahan makam, sebaiknya ke pemakaman swasta bukan tempat pemakaman milik pemerintah.
"Kalau kamu kaya, ya beli dong dari swasta," tegas dia.
Ahok menyebut, tidak akan memberi sanksi bagi ahli waris dan petugas TPU yang melaporkan ada makam fiktif. Dia beri waktu satu bulan.
"Kita ampuni (buat yang lapor makam fiktif). Yang jelas satu bulan lapor, kita baik-baik saja kok," pungkas Ahok.
Kepala Dinas (Kadis) Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Djafar Muchlisin menduga ada ratusan makam fiktif di sejumlah Taman Pemakaman Umum (TPU) DKI Jakarta. Sudah ditemukan 376 makam yang diduga fiktif.
"Sejak penertiban makam fiktif Jumat lalu, sudah ditemukan 376 makam yang diduga fiktif," kata Djafar di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis 28 Juli 2016.
Djafar menjelaskan, indikasi adanya makam fiktif diketahui dari warga yang sengaja memesan makam untuk sanak keluarganya jika sudah meninggal nanti. "Indikasinya adalah pesanan. Suami berada di makam sini, istrinya pesan di sebelahnya. Ada gundukan tapi isinya enggak ada," ucap dia. Pengecekan makam fiktif masih terus ditelusuri.
Â