Ahok Beberkan Alasan Pedagang Tolak Pasokan Pangan dari Bulog

Hal ini pula yang dijelaskan Ahok kepada Presiden Jokowi.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 15 Agu 2016, 21:58 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 21:58 WIB
20160114-gubernur-jakarta-ahok batik
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Pertemuan ini membahas harga pangan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini.

Gubernur bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, sebelumnya Menko Perekonomian Darmin Nasution mengeluhkan pasar di Jakarta yang banyak menolak pasokan pangan dari daerah yang bukan langganan. Hal ini pula yang dijelaskan Ahok kepada Presiden Jokowi.

"Makanya kita lapor. Sebenarnya bukan pasar yang menolak, pedagang yang tidak mau. Mereka mengibaratkan Bulog dateng itu kayak PKL jualan di lapak gitu lho. Makanya disuruh pergi," kata Ahok di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/8/2016).

Sebelum menemui Presiden, Ahok sudah lebih dulu bertemu dengan Menteri Pertahanan, Menteri Perdagangan, dan Kepala Bulog untuk membahas hal ini. Dari pembicaraan itu, akhirnya ditemukan solusi dengan pola baru yang akan dilaksanakan.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, nantinya bahan pangan baik dari Mentan dan Bulog dijual langsung ke pedagang di pasar. Pemerintah kemudian menetapkan harga eceran tertinggi dari setiap bahan pangan itu.

"Misalnya daging Rp 80 ribu, berarti dia ambil (dari Bulog) Rp 70 ribu. Terus Bulog pengin buka lapak, boleh kita siapin, tapi jualnya harus Rp 80 ribu sama dengan pedagang," Ahok menjelaskan.

Dengan begini, pengawasan baik kepada pedagang maupun harga pangan lebih mudah. Sanksi yang dijatuhkan pun lebih tegas dengan indikator yang lebih jelas pula.

"Pedagang kalau jual di atas itu gimana kami usir dari pasar kami. Pola itu yang kita akan jalankan," Ahok memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya