Petugas di Madinah Temukan 3 WNI Berhaji Lewat Filipina

Dari hasil temuannya itu, Nurul mengungkapkan mereka yang berangkat melalui Filipina ditengarai berasal dari Sulawesi dan Jawa

oleh Muhammad Ali diperbarui 21 Agu 2016, 19:37 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2016, 19:37 WIB
Bandara Madinah
Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Muhammad Ali)

Liputan6.com, Madinah - Kepala Daerah Kerja (Daker) Airport Jeddah-Madinah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Nurul Badruttamam tak menampik adanya warga negara Indonesia (WNI) yang diduga akan berhaji melalui Filipina.

Hal itu diketahui saat mereka landing di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Sabtu 20 Agustus 2016.

"Saya yakin tahun ini ada (WNI berhaji lewat Filipina). Kemarin saya ketemu 3 orang di toilet Bandara (Madinah). Saya tahu mukanya muka Indonesia. Pengakuan mereka juga Indonesia cuman pakai paspor Filipina," ujar Nurul di Madinah, Minggu (21/8/2016).

Namun saat akan ditanya lebih jauh, mereka langsung bergegas pergi. Sehingga tim PPIH pun kesulitan mengorek informasi detail mereka.

"Ketika saya tanya kloter berapa? Dia jawab, oh enggak, enggak. Dia langsung menghindar karena tahu saya petugas haji," ujar dia.

Dari hasil temuannya itu, Nurul mengungkapkan mereka yang berangkat melalui Filipina ditengarai berasal dari Sulawesi dan Jawa. "Dari logat omongannya dari situ. Usianya masih muda sekitar 45-50 tahun," ucap dia.

Kondisi tersebut, ujar Nurul, sudah pernah ditemui pada musim haji tahun lalu di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Jumlahnya mencapai belasan orang. Bahkan kondisi itu diyakininya bakal kembali terjadi tahun ini.

"Kita tidak bisa (cegah mereka) karena paspornya Filipina. Jaringan mereka kedap. Ada oknum memanfaatkan peluang antrean haji. Sehingga ada kasus jemaah yang daftar melalui jalur tidak resmi," terang dia.

Namun begitu Nurul menegaskan, di lapangan pihaknya sudah berkoordinasi dengan anggota PPIH untuk memantaunya. Jangan sampai mereka memprovokasi  jemaah Indonesia lainnya untuk menggunakan jalur tak resmi ketika berhaji pada tahun berikutnya.

"Kejadian ini bahan pelajaran buat kita terkait antren panjang yang cukup lama. Ini jadi PR kita," ujar Nurul.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya